BAB II
PEMBAHASAN
PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan
social merupakan gejala perubahan dari suatu keadaan social tertentu kesuatu
keadaan social lainnya. Perubahan social hanya dapat diketaui oleh seseorang
yang sempat mengadakan penelitian susunan dan kehidupan masyarakat pada saat
tertentu, yang kemudian dibandingkan dengan keadaan pada waktu yang lain.
A.
PROSES
SOSIAL DAN PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan
social adalah proses dimana terjadi perubahan struktur dan fungsi suatu system
social. Setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses sosial. Dengan
perubahan sosial juga merupakan gejala yang melekat di masyarakat yang dapat
diketahui dengan membandingkan keadaan masyarakat pada masa lampau. Minsalnya
di beberapa masyarakat Indonesia umumnya ( pada masa lalu), suami merupakan
posisi yang sangat dominan dalam berbagai urusan dalam kehidupan keluarga,
sehingga apabila suami tidak bekerja atau tidak mempunyai penghasilan, suatu
keluarga secara ekonomi akan mengalami lumpuh. Dalam perkembangannya, pada
masyarakat modern sekaranng suami tidak ssselalu merupakan posisi yang
menentukan jalannya kehidupan keluarga.
Laju
kecepatan perubahan sosial tidak selalu sama antara satu masyarakat dengan
masyarakat yang lainnya. Minsalnya antara masyarakat desa dengan masyarakat
kota. Demikian juga antara masyarakat yng terisolasi (tersing) dengan
masyarakat terbuka mempunyai hubungan sosial dengan masyarakat lain. Masyarakat
terisolasi mempunyai laju perubahan ya ng sangat lambat, sehingga sering di
sebut masyarakat statis. Di sebut masyarakat statis tentu saja bukan berarti
tidak mengalami perubahan sama sekali atau mengalami stagnasi (kemandengan),
tetepi perubahan yang terjadi berlansung dengan lambatnya sehingga hamper tidak
menunjukkan gejala perubahan. Sedangkan masyarakat yang terbuka hubungannya
dengan masyarakat luas mengalami perubahan yang berlansung cepat, sehigga
sering di sebut masyarakat dinamis. Perubahan sosial yang terjadi dalam
masyarakat menimbulkan ketidak sesuaian antara unsur sosial yang ada dalam
masyarakat. Dengan kata lain, perubahan sosial akan meengubah struktur dan
fungsi dari unsure-unsur sosial dalam masyarakat. Dengan demikian, perubahan
sosial dalam masyarakat mengandung pengertian ketidak sesuaian di antara
unsure-unsur sosial yang berbeda dalam masyarakat sehingga menghasilkan suatu
pola kehidupan yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan.
Struktur
sosial merupakan bentuk jalinan di antara unsure-unsur sosial yang pokok dalam
masyarakat yang menunjukkan pada masyarakat pada bentuk seluruh jaringan
hubungan antar individu dalam masyarakat di mana terjalin intraksi dan
komunikasi sosial. Sedangkan system sosial menunjukkan pada bagaimana hubungan
antara unsure-unsur sosial dalam masyarakat sehingga berbentuk suatu kebulatan
(totalitas) yang berfungsi.
Perubahan
sosial, dapat di katakan bahwa perubahan pada segi structural masyarakat
seperti pola-pola perilaku dan pola interaksi antar anggota masyarakat;
perubahan pada segi kulyural masyarakat seperti nilai-nilai, sikap-sikap, serta
norma-notma sosial masyarakat; perubahan di berbagai tingakat kehidupan manusia
dari tingkat individual, keluarga masyarakat hingga ke tingkat masyarakat
dunia; perubahan yang dapat menimbulkan ketidak seimbangan (disequilibrium) dalam suatu sisrem
masyarakat.
Ada
sejumlah teori tentang evolusi, yang dapat di golongkan ke dalam beberapa
kategori :
1. Uniliniear Theories of Evalution.
Teori ini berpendapat
bahwa manusia dan masyarakat (termasuk kebudayaannya) mengalami perkembangan
sesuatu melalui tahap-tahap tertentu, bermula dari bentuk-bentuk sederhana,
kemudian tahap tertentu, bermula dari bentuk-bentuk sederhana, kemudian bentuk
yang konfleks sampai pada tahap sempurna. Pelopor teori evolution antara lain : August Comte, dan Herbert Spencer. Pitirim
A. Sorokin (1928) menyatakan bahwa masyarakat berkembang mulai tahap-tahap yang
masing-masing di dasarkan pada sesuatu system kebenaran. Pada tahap pertama
dasar nya kepercayaan, kedua adalah Indra manusia, dan tahap terakhir adalah
kebenaran.
2. Universal Theori of Evalution
Teori ini menyatakan bahwa
perkembangan masyarakat tidaklah perlu melalui tahapan-tahapan tertentu yang
tetep. Teori ini mengemukakan bahwa kebudayaan masyarakat telah mengikuti suatu
garis evolusi yang tertentu. Prinsip- prnsip teori ini di uraikan oleh Herbert
Spencer yang antara lain menyatakan masyarakat merupakan hasil perkembangan
dari kelompok heterogen baik sifat maupun susunannya.
3. Multilined Theorities of Evolution
Teori ini lebih
menekankan pada penelitian terhadap tahap-tahap perkembagan tertentu evalusi
masyarakat, minsalnya, mengadakan penelitian perihal pengaruh perubahan system
berburu pertanian, terhadap system kekeluargaan dalam masyarakat yang
bersangkutan dan seterusnya. Dalam perkembangan dewasa ini, agak sulit untuk
menentukan apakah suwatu masarakat berkembang melalui tahap-tahap tertetu dan
suka di pastikan apakah tahap yang dicapai dewasa ini merupakan tahap
terakhir.perubahan sosial dan kebudayaan yang terjadi dengan cepat dan
menyangkut dasar-dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat ( yaitu
lembaga-lembaga kemasyarakatan ) lazimnya dinamakan revolusi.unsur-unsur
revolusi adalah adanya perubahan yang cepat,dan perubahan tersebut mengenai
dasar atau sedi pokok kehidupan masyarakat. Pemberontakan petani di banten pada
1888 misalnya, didahului dengan kekerasan, sebelum menjadi revolusi yang
mengubah berbagai sendi kehidupan masyarakat. di masyarakat harus ada perasaan
tidak puwas dengan keadaaan, dan harus ada keinginan untuk mencapai perbaikan
dengan perubahan keadaan tersbut; pemimpin yang dapat menampung keinginan
masyarakat untuk kemudian merumuskan serta merumuskan rasa tidak puas tadi
menjadi program dan arah gerakan; pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan
suatu tujuan pada masyarakat. artinya bahwa tujuan tersebut terutama sifatnya
konkret bdan dapat dilihat di masyarakat.
Kedua, perubahan kecil dan perubahan besar,
sedikit sulit untuk merumuskan masying-masying pengertian di atas, karena
batas-batas pembedaanya sangat relatip, sebagai pegangan dapat lah dikatakan
perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsure-unsur struktur sosial
yang tidak membawak pengaruh langsung atau bearti bagi masyarakat.perubahan
mode pakaian, misalnya, takan membawak pengaruh apa-apa bagi masyarakat dalam
keseluruhannya,karena tidak mengubahkan
perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.sebaliknya, suatu peruses
industri yang langsungan bermasyarakat besar pada masyarakat.berbaga-lembaga
masyarakat akan ikut terpengaruh misalnya hubungan kerja, system milik tanah,
hubungan kekluargaan stratifikasi masyarakat dan seterusnya.
Ketiga,perubahan yang dikehendaki (intenden
change) atau perubahan yang direncanakan (planend-change) dan perubahan yang
tidak dikehendakin ( unintended-chinge) atau perubahan yang direncanakan
(unplanned-change).pihak-pihak yang menghendaki perubahan dinamakan agent of
change,yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan
masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga
kemasyarakatan.dalam melaksanakanya, agent of change langsung tersangkut dalam
tekanan-tekanan mengadakan perubahan.suatu perubahan yang dikehendakin atau
direncanakan selalu berada di bawah pengendalian serta pengawasan agent of
chinge tersebut. Cara-cara yang memengaruhi masyarakat dengan sistem yang
teratur dan terencana terlbih dahulu di namakan rekayasa sosial dan atau
dinamakan perencanaan sosial.[1]
Perubahan sosial yang tidak dikehendakin
atau tidak direncanakan,merupakan perubahan yang terjadi tanpa dikehendakin,
berlangsung di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan
timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat.jika perubahan
yang tidak dikehendakin tersebut berlangsung bersamaan dengan suatu perubahan
yang dikehendaki,perubahan itu mungkin itu mungkin mempunyai pengaruh yang
demikian besarnya terhadap perubahan yang di kehendakin.
Secara umum para ahli sosiologi membedakan
bentuk perubahan sosial (social change) menjadi dua:
1).
Progres
Yaitu perubahan social yang membawa kearah kemajuan
sehingga bias menguntungkandalam kehidupan social bagi masyarakat. Bentuk progress ini dibedakan menjadi :
a. Planned Progres (
kemajuan yang di kehendaki )
Contohnya adalah
pembangunan listrik masuk desa, intensitifikasi pertanian, modernisasi desa,
dan lain-lain.
b. Unplanned progress (
kemajuan yang tidak di kehendaki )
Contohnya
adalah akibat gunung merapi meletus menyebabkan warga masyarakat makin makmur
dengan sawah pertanian yang bertambah subur serta tambah pasirsemakin melimpah
untuk di tambah.
2). Regres
Yaitu
perubahan sosial yang membawa ke arah kemunduran sehingga kurang menguntungkan
bagi masyarakat seperti : perang yang berakibaat hancurnya barang-barang,
prabot, dan sarana infrastruktur
masyarakat serta binasanya ribuan hewan bahkan manusia. Di lihat dari proses
terjadinya proses perubahan sosial, proses awalnya adalah :
Pertama,
Komunikasi
(Comunation), dimana memulai kontak
komunikasi, unsure-unsur baru yang menyebar, baik berupa ide-ide, gagasan,
keyakinan, maupun kebendaan. Proses ini di sebut proses Difusi. Proses ini akan
mendorong terjadinya Alkulturasi dan Asimilasi.[2]
Dari
beberapa kejadian terebut adalah : secara damai; melalui paksaan atau
kekerasan; melalui simbotik yaitu melalui proses hidup secara berdampigan. Ada
macam proses simbiotik : mutualistik,
proses simbiotik yang saling menguntungkan.
Komensalistik, proses simbiotik dimana sattu pihak untung sedang pihak
lainnya tidak untung dan tidak rugi; dan
Parasilistik, proses simbiotik di mana yang satu untung dan yang lain di
rugikan.
Kedua, Akulturasi (Aculturation), merupakan proses penerimaan
unsure-unsur kebudayaan baru dari luar secara lambat dengan tidak menghilangkan
sifat khas kebudayaan sendiri.Contohnya : Selamatan.
Ketiga,
Asimilasi
(Asimilation), merupakan suatu proses
penerimaan unsure-unsur kebudayaan baru yang berada. Proses ini akan
berlangsung lancar dan cepat apabila ada factor-faktor pendorong, seperti :
Adanya toleransi antar kebudayaan yang berbeda; adanya kesempatan yang sama
dalam bidang ekonomi; adanya sikap menghargai terhadap hadirnya orang asing dan
kebudayaan yang dibawa; adanya sikap yang terbuka dari golongan yang berkuasa;
adanya unsure-unsur kebudayaan yang sama; terjadinya perkawinan campuran (
amalgimasi ); adanya musuh dari luar.
Adapun factor-faktor yang bias
menjadi penghambat proses asimilasi seperti : Letak geografi yang terisolasi;
rendahnya pengetahuan tentang kebudayaan lai; adanya ketakutan terhadap
kebudayaan lain; adanya sikap superior yang menilai kebudayaan sendiri; adanya
perbedaan cirri-ciri yang mencolok; perasaan
in – group yang kuat; dan adanya perbedaan kepentingan. Di pihak lain,
adanya perubahan sosial yang diantaranya adalah modernisasi dan globalisasi[3] yang
terjadi dalam masyarakat.
[1]
Abdullah Idi, “Bahan Kuliah Sosiologi Pendidikan S1 Dan S2, “op.cit.,hlm. 39.
[2]
Difusi dapat di bedakan menjadi dua tipe : Intra
society diffusion, yaitu difusi yang terjadi diantara anggota dan individu
dalam satu masyarakat; dan Inter society
diffusion yaitu diffusi yang terjadi dari satu masyarakat ke masyarakat
lain.
0 komentar:
Posting Komentar