BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Iptek
atau Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi, merupakan salah satu hal yang tidak dapat
kita lepaskan dalam kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu karena pada dasarnya
manusia mempunyai suatu anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT hanya kepada
kita, manusia, tidak untuk makhluk yang lain, yaitu sebuah akal pikiran. Dengan
akal pikiran tersebutlah, kita selalu akan berinteraksi dengan ilmu. Akal yang
baik dan benar, akan terisi dengan ilmu-ilmu yang baik pula. Sedangkan
teknologi, dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan
itu sendiri. Namun, dalam mempelajari dan mengaplikasikan iptek itu sendiri,
harus memperhatikan beberapa hal yang penting. Bagaimana sebenarnya cara
mempelajari dan mengaplikasikan iptek menurut pandangan islam?
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan IPTEK
2. Bagaimana pandangan Islam tentang
IPTEK
3. Bagaimana ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam AL-QUR`AN
4. Apa saja pengaruh motivasi terhadap
perkembangan IPTEK
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
IPTEK
Ilmu
dalam bahasa Arab `ilm berarti memahami, mengerti atau mengetahui. `Ilm menurut
bahasa berarti kejelasan, karena itu segala kata yang terbentuk dari akar
katanya mempunyai ciri kejelasan. Misalnya: `alam (bendera), `ulmat (bibir
sumbing), a`lam (gunung-gunung), `alamat (alamat), dan sebagainya. Ilmu adalah
pengetahuan yang jelas tentang segala sesuatu.
Ilmu atau sains memiliki arti lebih
spesifik yaitu usaha mencari pendekatan rasional dan pengumpulan fakta-fakta
empiris, dengan melalui pendekatan keilmuan akan didapatkan sejumlah
pengetahuan atau juga dapat dikatakan ilmu adalah sebagai pengetahuan yang
ilmiah.
Menurut Jan Hendrik Rapar menjelaskan bahwa pengetahuan
ilmiah (scientific knowledge) adalah pengetahuan yang diperoleh lewat
penggunaan metode-metode ilmiah yang lebih menjamin kepastian kebenaran yang
dicapai Pengetahuan yang demikian dikenal juga dengan sebutan science.
Teknologi adalah penerapan ilmu-ilmu
dasar untuk memecahkan masalah guna mencapai suatu tujuan tertentu, atau dapat
dikatakan juga teknologi adalah ilmu tentang penerapan ilmu pengetahuan untuk
memenuhi suatu tujuan.
Teknologi adalah pengetahuan dan
ketrampilan yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia
sehari-hari. Perkembangan iptek, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran
untuk memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek.
Berdasarkan beberapa definisi di
atas, dapat diambil kesimpulan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi adalah
suatu cara menerapkan kemampuan teknik yang berlandaskan ilmu pengetahuan dan
berdasarkan proses teknis tertentu untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan
dan terpenuhinya suatu tujuan.
B.
Pandangan Islam Tentang Iptek
Kemajuan Ilmu pengetahuan dan
teknologi dunia kini telah dikuasai peradaban Barat, kesejahteraan dan
kemakmuran material yang dihasilkan oleh perkembangan Iptek modern tersebut
membuat banyak orang mengagumi kemudian meniru-niru dalam gaya hidup tanpa
diseleksi terlebih dulu terhadap segala dampak negatif dimasa mendatang
atau krisis multidimensional yang diakibatkannya. Islam tidak menghambat
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga tidak anti terhadap barang-barang
produk teknologi baik dimasa lampau, sekarang maupun yang akan datang.
Dalam pandangan Islam, menurut hukum
asalnya segala sesuatu itu mubah termasuk segala apa yang disajikan berbagai
peradaban, semua tidak ada yang haram kecuali jika terdapat nash atau dalil
yang tegas dan pasti, karena Islam bukan agama yang sempit. Adapun
peradaban modern yang begitu luas memasyarakatkan produk-produk teknologi
canggih seperti televisi vidio alat-alat komunikasi dan barang-barang mewah
lainnya serta menawarkan aneka jenis hiburan bagi tiap orang tua, muda atau
anak-anak yang tentunya alat-alat itu tidak bertanggung jawab atas apa yang
diakibatkannya, tetapi menjadi tanggung jawab manusia yang menggunakan dan
mengopersionalkannya. Produk iptek ada yang bermanfaat manakala manusia
menggunakan dengan baik dan tepat dan dapat pula mendatangkan dosa dan
malapetaka manakala digunakannya untuk mengumbar hawa nafsu dan kesenangan
semata.
Islam tidak menghambat kemajuan
Iptek, tidak anti produk teknologi, tidak akan bertentangan dengan teori-teori
pemikiran modern yang teratur dan lurus, asalkan dengan analisa-analisa yang
teliti, obyekitf dan tidak bertentangan dengan dasar al-Qur`an.
C.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Dalam AL-QUR`AN
Bagi ilmuwan al-Qur`an adalah inspirator, maknanya bahwa
dalam al-Qur’an banyak terkandung teks-teks (ayat-ayat) yang mendorong manusia
untuk melihat, memandang, berfikir, serta mencermati fenomena-fenomena alam
semesta ciptaan Tuhan yang menarik untuk diselidiki, diteliti dan dikembangkan.
Al-Qur’an menantang manusia untuk menggunakan akal fikirannya seoptimal
mungkin.
Al-Qur`an memuat segala informasi yang dibutuhkan manusia,
baik yang sudah diketahui maupun belum diketahui. Informasi tentang ilmu
pengetahuan dan teknologi pun disebutkan berulang-ulang dengan tujuan agar
manusia bertindak untuk melakukan nazhar. Nazhar adalah mempraktekkan metode,
mengadakan observasi dan penelitian ilmiah terhadap segala macam peristiwa alam
di seluruh jagad ini, juga terhadap lingkungan keadaan masyarakat dan
historisitas bangsa-bangsa zaman dahulu. Sebagaimana firman Allah berikut
ini:
قُلِ انْظُرُوا مَاذَا فِي
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
Artinya:
“Katakanlah (Muhammad): lakukanlah nadzar
(penelitian dengan menggunakan metode ilmiah) mengenai apa yang ada di langit
dan di bumi ...”( QS. Yunus ayat 101)
اقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ سُنَنٌ
فَسِيْرُوا فِي اْلأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَ
Artinya:
“Sesungguhnya telah
berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; Karena itu berjalanlah kamu di muka
bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan
(rasul-rasul)”. (QS. Ali Imran: 137)
وَفِي أَنْفُسِكُمْ أَفَلاَ تُبْصِرُوْنَ
Artinya:”Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak
memperhatikan?”. (QS. Az-Zariyat: 21)
Dalam
al-Qur`an terdapat ayat-ayat yang memberikan motivasi agar manusia menggunakan
akal fikiran untuk membaca dan mengamati fenomena-fenomena alam semesta.
Teks-teks al-Qur’an yang terkait dengan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah
sebagai berikut:
a. Al-Qur`an Sebagai Produk Wujud Iptek
Allah
Al-Qur`an
menuntun manusia pada jalur-jalur riset yang akan ditempuh sehingga manusia
memperoleh hasil yang benar. Al-Qur`an juga sebagai hudan memberi kecerahan
pada akal manusia, kebenaran hasil riset dapat diukur dari kesesuaian rumus
baku, dan antara akal dengan naql.
Al-Qur`an
merupakan rumus baku, alam semesta dengan segala perubahannya sebagai persoalan
yang layak dan perlu dijawab, maka al-Qur`an sebagai kamus alam semesta. Solusi
tentang teka-teki alam semesta akan terselesaikan dengan benar jika digunakan
formula yang tepat yaitu al-Qur`an. Dengan demikian ayat-ayat kauniyah dan
ayat-ayat Qur’aniyah akan berjalan secara pararel dan seimbang. Ilmu pengetahuan
seperti ini jika menjelma menjadi teknologi maka akan menjadikan teknologi
berbasiskan Qur’an atau teknologi yang Qur’anik.
Banyak ayat Al-Qur’an yang menyinggung tentang pengembangan
iptek, seperti wahyu pertama QS. Al-`Alaq 1-5 menyuruh manusia untuk membaca,
menulis, melakukan penelitian dengan dilandasi iman dan akhlak yang mulia.
Sedangkan perintah untuk melakukan penelitian secara jelas terdapat dalam QS.
Al-Ghasiyah, ayat 17-20:
( 19) وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ
نُصِبَتْ (18) وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ اَ (17) يَنْظُرُوْنَ إِلَى
اْلإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْأَفَل
(20) وَإِلَى اْلأَرْضِ كَيْفَ
سُطِحَتْ
Artinya: ”Maka apakah
mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan? Dan langit, bagaimana
ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana
ia dihamparkan?” (QS. Al-Ghasiyah: 17-20)
Dari ayat-ayat tersebut, maka munculah di lingkungan umat
Islam suatu kegiatan observasional yang disertai dengan pengukuran, sehingga
ilmu tidak lagi bersifat kontemplatif seperti yang berkembang di Yunani,
melainkan memiliki ciri empiris sehingga tersusunlah dasar-dasar sains.
مْ تَذَكَّرُوْنَوَمِنْ كُلِّّ شَيْءٍ
خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُ
Artinya:
”Dan segala sesuatu kami ciptakan
berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah”. (QS. Az Zariyat:
49)
عْلَمُوْنَسُبْحَانَ الَّذِي خَلَقَ اْلأَزْوَاجَ كُلَّهَا
مِمَّا تُنْبِتُ اْلأَرْضُ وَمِنْ أَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لاَ يَ
Artinya:
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan
pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari
diri mereka sendiri maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”. (QS. Yasin:
36)
Dari ayat
di atas dinyatakan bahwa Allah SWT menciptakan makhluk secara
berpasang-pasangan, seperti ada siang dan malam, positif dan negatif, wanita
dan pria, elektron dan positron. Terjadinya pasangan elektron dan positron di
dalam fisika inti dikenal pembentukan ion (ion air production) di mana radiasi
gelombang elektron magnetik memiliki tenaga di atas 1.02 Mev. Ayat ini dapat
diartikan sebagai perintah untuk melakukan penelitian. Karena dengan melakukan
penelitian hal-hal yang tadinya belum terungkap menjadi terungkap.
b.
Al-Quran Sebagai Prediktor
Beberapa ayat Al Quran menyatakan ramalannya kejadian pada
masa yang akan datang baik masa yang jauh maupun masa yang dekat, yang sebagian
merupakan mata rantai sebab akibat (kausalitas). Oleh sebab itu jika sebab ini
merupakan data-data yang dapat dirunut oleh manusia secara komprehensip, maka
akibat yang ditimbulkan kelak akan dapat diketahui sebelum terjadi dengan
intensitas keyakinan yang cukup tinggi.
Berikut
ini contoh ayat-ayat tersebut:
مَا
كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِظَهَرَ الْفَسَادَ فِي اْلبَرِّّ وَالْبَحْرِ بِ
Artinya:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di
laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusia...” (QS. Ar Rum: 41)
ثُمَّ يَأْتِي مِنْ بَعْدِ ذلِكَ سَبْعٌ (47) فِي سُنْبُلِهِ إِلاَّ قَلِيْلاً
مِمَّا تَأْكُلُوْنَ قَالَ تَزْرَعُوْنَ سَبْعَ سِنِيْنَ دَأَبَا فَمَا حَصَدْتُمْ
فَذَرُوْهُ (48) شِدَادٌ يَأْكُلْنَ مَا قَدَّمْتُمْ لَهُنَّ إِلاَّ
قَلِيْلاً مِمَّا تُحْصِنُوْنَ
Artinya:
"Yusuf berkata: "Supaya kamu
bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; Maka apa yang kamu tuai
hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian
sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang
kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit
gandum) yang kamu simpan. (QS. Yusuf: 47-48)
c. Al-Qur`an Sebagai Sumber Motivasi
Al
Quran mendorong atau memberi motivasi kepada manusia untuk melakukan
penjelajahan angkasa luar dan di bumi, perhatikan firman Allah berikut ini:
اَّ بِسُلْطَانٍإِل
تَنْفُذُون ل اَ فَانْفُذُوا وَاْلأَرْضِ السَّمَاوَاتِ أَقْطَارِ مِنْ
تَنْفُذُوا أَنْ اسْتَطَعْتُمْ إِنِ وَاْلإِنْسِ الْجِنِّ
مَعْشَرَ يَا
Artinya:
Hai sekumpulan jin dan manusia, jika kamu
sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu
tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan (sulthon). (QS. Ar Rahman:
33)
Kemudian tentang penjelajahan di bumi, perhatikan firman berikut ini:
أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى اْلأَرْضِ كَمْ أَنْبَتْنَا فِيْهَا
مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيْمٍ
Artinya: Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya kami
tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik? (QS. As
Syu’ara: 7)
Islam tidak melarang untuk memikirkan masalah teknologi
modern atau ilmu pengetahuan yang sifatnya menuju modernisasi pemikiran manusia
genius, profesional, dan konstruktif serta aspiratif terhadap permaslahan yang
timbul dalam kehidupan sehari-hari.
d.
Al-Quran dan Simplikasi (Penyederhanaan)
Alam semesta ini membentuk struktur yang sangat teratur, dan
bergerak dengan teratur. Keteraturan gerak alam semesta ini lebih memudahkan
manusia untuk menyederhanakan fenomena-fenomena yang terkait ke dalam bahasa
ilmu pengetahuan (matematika, fisika, kimia biologi dan lain-lain). Sehingga
manusia dapat menjadi operator yang mampu mewakili peristiwa yang terjadi di
alam semesta. Untuk meraih teknologi tinggi tidak perlu merasa tidak mampu,
dengan semangat tinggi dan tidak menganggap bahwa high tech merupakan sesuatu
yang mustahil untuk dicapai, maka high tech akan dapat diraih.
Perhatikan
firman Allah berikut ini:
إِنَّمَا مَثَلُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ
فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ اْلأَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَاْلأَنْعَامُ
حَتىَّ إِذَا أَخَذَتِ اْلأَرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَا
أَنْهُمْ قَادِرُوْنَ عَلَيْهَا أَتَاهَا أَمْرُنَا لَيْلاً أَوْ نَهَارًا
فَجَعَلْنَاهَا حَصِيْدًا كَأَنْ لَّمْ تَغْنَ بِاْلأَمْسِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ
اْلآَيَاتِ لِقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
Artinya:
Sesungguhnya
perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang kami
turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya) karena air itu
tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak.
hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya dan
pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba
datanglah kepadanya azab kami di waktu malam atau siang, lalu kami jadikan
(tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum
pernah tumbuh kemarin. Demikianlah kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan
(kami) kepada orang-orang berfikir. (QS. Yunus: 24)
e.
Al-Quran Sumber Etika Pengembangan Iptek
Pada teknologi harus terkandung muatan etika yang selalu
menyertai hasil teknologi pada saat akan diterapkan. Sungguh pun hebat hasil
teknologi namun jika diniatkan untuk membuat kerusakan sesama manusia,
menghancurkan lingkungan sangat dilarang di dalam Islam. Jadi teknologi bukan
sesuatu yang bebas nilai, demikian pula penyalahgunaan teknologi merupakan
perbuatan zalim yang tidak disukai Allah SWT. Perhatikan FirmanNya:
وَابْتَغِ فِيْمَا آَتَاكَ اللهُ الدَّارَ اْلآَخِرَةَ وَلاَ تَنْسَ نَصِيْبَكَ
مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكَ وَلاَ تَبْغِ
اْلفَسَادَ فِي اْلأَرْضِ إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ
الْمُفْسِدِيْنَ
Artinya: Dan carilah
pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat,
dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al Qashash: 77)
Demikian pula sains dan teknologi
modern (Barat) tidak ada yang netral atau bebas nilai. Tetapi prioritas,
penekanan, metode dan prosesnya, serta pandangan terhadap dunia merefleksikan
kepentingan masyarakat dan kebudayaan Barat. Dalam kerangka ini sains Barat semata-mata
digunakan untuk mengejar keuntungan dan sejumlah produksi, untuk pengembangan
militer dan perlengkapan-perlengkapan perang, serta untuk mendominasi ras
manusia terhadap ras manusia lainnya, sebagaimana untuk mendominasi alam. Dalam
sistem Barat sains itu sendiri merupakan nilai tertinggi, sehingga
segala-galanya harus dikorbankan demi sains dan teknologi.
Dalam kaitan ini munculnya disiplin baru seperti
sosiobiologi, eugenics (ilmu untuk meningkatkan kualitas-kualitas spesies
manusia) dan rekayasa genetika, tidak mendorong timbulnya persaudaraan dan
tanggungjawab tapi memberi kesan bagi kaum ilmuwan bahwa merekalah penguasa
jagad raya ini.
Kemudian
dalam bidang biologi, perkembangan teknologi yang pesat diawali dengan penemuan
DNA oleh Watson dan Crick pada Tahun 1953. Sejak saat itu berbagai macam
teknologi yang melibatkan perekayasaan sifat genetic makhluk hidup mulai
bermunculan. Beberapa diantaranya sangat menakjubkan dan memungkinkan manusia
berperan sebagai tuhan. Sementara sanat Islam berbeda, ilmu yang dicari
semata-mata hanya untuk mencari karunia Allah, bukan untuk merusak sehingga
menimbulkan bencana.
D.
Pengaruh Motivasi Terhadap
Perkembangan IPTEK
Kemajuan kehidupan masyarakat suatu bangsa sangat
ditentukan oleh kemajuan dalam dunia pendidikan. Dimana pendidikan merupakan
proses pendewasaan diri seseorang. Melalui pendidikan akan tercipta perubahan
tingkah laku seseorang yaitu dari sebelumnya tidak bisa menjadi bisa dan tidak
mengerti menjadi mengerti. Pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar. Dimana
diakhir kegiatan belajar akan diketahui berhasil atau tidakkah kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan dalam bentuk prestasi belajar.
Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu
faktor internal yang meliputi minat, motivasi, perhatian siswa, intelegensi,
dan potensi lain yang ada dalam diri siswa. Faktor eksternal yang meliputi
penggunaan media pembelajaran, fasilitas belajar di rumah, fasilitas belajar di
sekolah, peran guru, orang tua dan penghargaan. Motivasi merupakan faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa, dimana tanapa adanya motivasi, siswa tidak
akan memiliki dorongan dalam diri untuk belajar. Dari aspek eksternal yaitu
pemanfaatan media pembelajaran dan ketersediaan fasilitas belajar di rumah.
Dengan beragamnya media yang digunakan, maka diharapkan siswa dapat
mengembangkan potensi, kecerdasan intelektual, dan dapat mengembangkan diri
serta mengikuti perkembangan iptek tang semakin canggih dan dengan ketersediaan
fasilitas belajar di rumah yang memadai maka siswa akan dapat belajar di rumah
dengan optimal.
BAB
III
KESIMPULAN
Manusia
yang hakiki dalam pandangan Islam adalah manusia yang menyadari
dirinya/statusnya sebagai ciptaan Allah dan menyadari serta mengaplikasikan
tugasnya dihadapan Allah dalam bentuk ibadah. Sehingga manusia dengan segala
potensinya tidak perlu ragu sedikit pun untuk mempelajari dan meneliti alam
semesta. Sang Pencipta telah menyediakan segala sesuatu di alam ini untuk
digali agar manusia sejahtera dan bahagia. Allah memberikan fitrah potensi
kepada manusia untuk mampu membangun peradabannya.
ilmu pengetahuan dan teknologi
adalah suatu cara menerapkan kemampuan teknik yang berlandaskan ilmu
pengetahuan dan berdasarkan proses teknis tertentu untuk memanfaatkan alam bagi
kesejahteraan dan terpenuhinya suatu tujuan.