“HUBUNGAN
AGAMA DENGAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL “
Semua orang mungkin
sepakat bahwa dalam era globalisasi tersebut keutuhan manusia ingin tetap
terpelihara dengan baik, dan ilmu pengetahuan sosial di harapkan dapat menjadi
salah satu alternatif yang strategis bagi pengembangan manusia indonesia
seutuhnya pada era globalisasi tersebut. namun demikian ilmu pengetahuan sosial
yang ada sekarang ini dinilai sudah mulai kewalahan atau hampir gagal dalam
ikut serta memberikan kerangka pemecahan masalahsosial yang timbul dalam era
globalisasi tersebut. Hal demiokian di sebabkan karena dasar-dasar dan
prinsip-prinsip yang dijadikan landasan dalam ilmu pengetahuan sosial tersebut
berasal dari filsafat barat yang bertumpu pada logika rasional dan cara
berfikir empirik.
Sebagai salah satu
upaya mengatasi kebuntuan dari ilmu pengetahuan sosial yang demikian itu, agama
diharapkan dapat memberikan arahan dan perspektif baru, sehin gga kehadiran
tersebut terasa mamfaatnya oleh para penganut agama. Namun hal demikian membawa
kita kepada suatu pertanyaan tentang bagaimanakah seharusnya agama itu
ditampilkan; bagaimana sikap yang harus ditampilkan kalangan agamawan.
A. Pandangan Ajaran Islam
Tentang Ilmu Sosial
Keterkaitan agama
dengan masalah kemanusiaan sebagaimana tersebut menjadi penting jika dikaitkan
dengan kondisi dan situasi kemanusiaan di zaman modern ini. Kita mengetahui
bahwa dewasa ini manusia menghadapi berbagai macam persoalan yang benar-benar
membutuhkan pemecahan segera. Kadang-kadang kita merasa bahwa situasiyang penuh
dengan problematika di dunia modern justru di sebabkan oleh perkembangan
pemikiran manusia sendiri.
Di balik kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dunia modern sesungguhnya menyimpan suatu potensi
yang dapat menghancurkan martabat manusia. Sejak manusia memasuki zaman modern
mereka mampu mengembangkan potensi-potensi rasionalnya, mereka memang telas
mebebaskan diri dari belenggu pemikiran mistisyang irrasional dan belenggu
pemikiran hukum alam yang sangat mengikat kebebasan manusia. Tetapi ternyata di
dunia modern ini manusia tak dapat melepaskan diri dari jenis belenggu lain,
yaitu penyembahan kepada hasil ciptaan diri sendiri.
Maka dalam keadaan yang
demikian, kita saat ini nampaknya sudah mendesak untuk memiliki ilmu
pengetahuan sosial yang mampu membebaskan manusia dari berbagai problema
tersebut. Ilmu pengetahuan yang dimaksudkan adalah ilmu pengetahuan yang digali
dari nilai-nilai agama. Kuntowijoyo menyebutnya sabagai ilmu sosial profetik.
B. Ilmu Sosial
Bernuansa Islam
Menurut kontowijoyo, kita butuh ilmu sosial profetik, yaitu ilmu sosial
yang tidak haya menjelaskan dan mengubah fonomena sosial, tetapi juga memberi
petunjuk ke arah mana tranfonmasi itu dilakukan, untuk apa dan oleh siapa.
Yaitu ilmu sosial yang mampu mengubah fenomena yang berdasarkan cita cita etik
dan profetik tertentu. Perubahan tersebut didasarkan pada tiga hal :
·
Cita cita kemanusiaan
·
Liberasi, dan
·
Transendensi
Dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi ( iptek ) islam bukanlah agama tertutup. Islam adalah
sebuah paradigma terbuka, sebagai mata rantai peradaban dunia. Islam mewarisi
peradaban yunani dan romawi di barat, dan peradaban persia, india, dan cina di
timur. Ketika abad VII-XV peradaban barat dan timur tenggelam dan menjalani
kemerosotan, islam bertindak sebagai perawis utamanya untuk kemudian di ambil
alih oleh barat sekarang melalui renainssans. Islam jadi mata rantai yang
sangat penting dalam sejarah peradaban dunia.
Islam mengembangkan
matematika india, ilmu kedokteran dari cina, sistem pertahananan sasanid,
logika yunani, dan sebagainya. Namun dalam proses penerimaannya itu terdapat
dialegtika internal. Misalnya, untuk bidang bidang pengkajian tertentu islam
menolak bagian logika yunani yang sangat rasional diganti dengan cara berpikir
intiwitif yang menekankan rasa seperti yang dikenal dalam tasawuf.
Al qur an sebagai
sumber utama ajaran islam diturunkan bukan dalam ruang hampa, melainkan dalam
setting sosial aktual, respon normatifnya merefleksikan kondisi sosial aktual
itu meskipun jelas, bahwa al qur an memiliki cita cita sosial tertentu.
Nilai
nilai kemanusiaan ( humasisasi ), liberasi, dan transendensi yang dapat di gali
dalam Al qur an surat ali imran ayat 110 yang penjelasannya sebagai berikut :
·
Bahwa tujuan humanisasi adalah memanusiakan manusia dari proses
demunanisasi. Industrialisasi yang kini terjadi terkadang menjadikan manusia
sebagai bagian dari masyarakat abstrak tanpa wilayah kemanusiaan.
Sementara itu tujuan liberasi
adalah pembebasan manusia dari kungkungan teknologi, pemerasan kehidupan,
menyatu dengan orang miskin yang tergusur oleh kekuatan ekonomi raksasa dan
berusaha membebaskan manusia dari belenggu yang kita buat sendiri. Selanjutnya
tujuan dari transendensi adalah menumbuhkan dimensi transendental dalam
kebudayaan.
C. Peran Ilmu Sosial Profetik Pada Era Globalisasi
Dengan ilmu sosial
profetik yang kita bangun dari ajaran islam sebagaimana tersebut di atas, kita
tidak perlu takut atau khawatir terhadap dominasi hancurkan kelas yang lain.
Dalam perspektif islam struktur yang adil tidakkan tercipta hanya dengan menghancurkan
kelas yang menguasai alat alat produksi.
Bukti sejarah tersebut
memperlihatkan dengan jelas bahwa dari sejak kelahirannya lima belas abad yang
lalu silam telah tampil sebagai agama terbuka, akomodatif serta berdampingan
dengan agama, kebudayaan dan peradaban lainnya. Tetapi, dalam waktu bersamaan
islam juga tampil memberikan kritik, perbaikan, bahkan penolakan dengan cara
cara yang amat simpatik dan tidak menimbulkan gejolak sosial yang membawa
korban yang tidak diharapkan.
Dengan mengikuti uraian
di atas, kiranya dapat menjadi jelas bahwa islam memiliki perhatian dan
kepedulian yang tinggi terhadap masalah masalah sosial. Oleh karena itu,
kehadiran ilmu sosial yang banyak membicarakan tentang manusia tersebut dapat
di akui oleh islam. Namun islam memiliki pandangan yang khas tentang ilmu
sosial yang harus dikembangkan, yaitu ilmu sosial profetik yang di bangun
dari ajaran islam dan dia arahkan untuk humanisasi, liberasi, dan transendensi.
Ilmu pengetahuan sosial demikian yang dibutuhkan dalam membangun manusia
indonesia seutuhnya pada era globalisasi di abad XXI mendatang.
0 komentar:
Posting Komentar