Tugas
Kelompok
BERBAGAI
METODE PENGAJARAN
Dosen
Pengampu : Heru Juabdin Sada,M.Pd.I
Mata Kuliah : Metodik Khusus
Pembelajaran PAI
Di
Susun Oleh :
Kelompok
8 :
Saibani
1511010357
Sandirobi 1511010359
Sefta
Wulandari 1511010360
Seftika
Aryani AS 1511010361
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
IAIN RADEN INTAN LAMPUNG
2017/2018
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Segala
puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami di
beri kemudahan untuk menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.
Shalawat serta salam selalu terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yakni Nabi Muhammad SAW. Beserta
keluarga dan sahabatnya, diiringi dengan upaya meneladani akhlaknya yang mulia.
Tak
lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Heru Juabdin Sada M.Pd.I dosen
mata kuliah “Metodik khusus pembelajaran
PAI” yang telah memberikan bimbingan bagaimana cara agar kami dapat
menyelesaikan makalah ini sesuai tuntunan. Makalah ini di susun agar pembaca
dapart memperluas ilmu tentang “Berbagai Metode Pangajaran”.
Namun tidak lepas dari itu semua, kami menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi penyusunan
bahasa, isi dan segi lainnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan
demi sempurnanya makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca
khususnya bagi mahasiswa UIN Raden Intan Lampung. Terimakasih.
Wassalammu’alaikum warahmatullahhi wabarakatuh
Bandar Lampung, 06 Mei 2017
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
A. Metode Sosiodrama................................................................................ 2
B. Metode Drill............................................................................................ 3
C. Metode Kerja Kelompok......................................................................... 5
D. Metode Tanya Jawab ............................................................................. 8
E. Metode Proyek........................................................................................ 6
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan.................................................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam era globalisasi, bangsa
Indonesia membulatkan tekadaya untuk mengembangkan budaya belajar yang menjadi
persyaratan berkembangnya budaya ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Namun
dalam mengembagkan budaya belajar tersebut perlu belajar yang mana dan
bagaimana itu diupayakan untuk diwujudkan. Dengan demikian strategi belajar
yang baik pun harus diupayakan dalam pembentukan belajar yang dapat mencapai
tujuan pendidikan sebenarnya. Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah
satu tujuan pendidikan Nasional yang perlu dikembangkan. Dengan tujuan
pendidikan Nasional tersebut tentu saja harus melalui proses belajar yang
sesuai dengan pencapaian tujuan tersebut.
Masalah belajar adalah masalah yang
selalu aktual dan dihadapi oleh setiap orang. Dalam keseluruhan proses mengajar
terjadilah interaksi antara berbagai komponen alam proses pembelajaran.
Komponen belajar tersebut saling mempengaruhi sedemikian hingga dapat tercapai
tujuan pendidikan dan pengajaran. Salah satu komponen yang utama adalah siswa
yang menjadi objek dan subjek dalam penidikan. Selain siswa yang sangat
berpengaruh dalam proses pendidikan pendidik, kurikulum, fasilitas sekolah dan
semua pendukung dalam pendidikan juga sangat berpengaruh dalam pencapaian
tujuan pendidikan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
saja macam-macam merode pembelajaran
?
C.
Tujuan
Makalah
1. Untuk
mengetahui macam macam dari metode pengajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Beberapa
Metode Pengajaran
1.
Metode
Sosiodrama
Drama atau sandiwara dilakukan oleh sekelompok orang, untuk
memainkan suatu cerita yang telah disusun naskah ceritanya dan di pelajari
sebelum dimainkan. Adapun para pelakunya harus memahami lebih dahulu tentang
peranan masing-masing yang akan dibawakannya.
Metode sosiodrama adalah juga semacam drama atau sandiwara, akan
tetapi tidak disiapkan naskahnya lebih dahulu. Tidak pula diadakan pembagian
tugas yang harus mengalami latihan lebih dahulu, tapi dilaksanakan seperti
sandiwara di panggung dengan tujuan :
a.
Agar
anak didik mendapatkan keterampilan sosial sehingga diharapkan nantinya tidak
canggung menghadapi situasi sosial dalam kehidupan sehari-hari.
b.
Menghilangkan
perasaan-perasaan malu dan rendah diri yang tidak pada tempatnya, maka ia
dilatih melalui temannya sendiri untuk berani berperan dalam sesuatu hal. Hal
ini disebabkan karena memang ada anak didik yang disuruh ke depan kelas saja
tidak berani apalagi berbuat sesuatu seperti bicara di depan orang dan
sebagainya.
c.
Mendidik
dan mengembangkan kemampuan untuk mengemukakan pendapat di depan teman sendiri
atau orang lain.
d.
Membiasakan
diri untuk sanggup menerima dan menghargai pendapat orang lain.
Metode sosiodrama ini dapat dilaksanakan terutama dalam bidang
studi kesenian atau dapat juga dilaksanakan dalam bidang sejarah. Dalam bidang
studi agama dapat dilaksanakan terutama dalam bidang sejarah islam.
Metode sosiodrama ini dilakukan setelah guru menjelaskan tentang
sesuatu hal yang menyangkut bidang studi agama.
Misalnya bagaimana sikap sahabat Nabi di antaranya Umar bin Khattab
tatkala akan masuk islam. Semula dia adalah seorang yang keras menentang islam,
tiba-tiba setelah mendengarkan berkumandangnya ayat-ayat Al-Qur’an yang dibaca
oleh adik kandung sendiri, maka tergugahlah sanubarinya untuk memeluk agama
islam.
Perubahan sikap dari pahlawan kafir Quraisy menjadi pahlawan islam
dapat digambarkan dalam bentuk drama, yang dicoba diperankan oleh anak didik
sendiri di depan rekan-rekannya.
Kesan dri drama yang dimainkannya sendiri akan besar pengaruhnya
kepada perkembangan jiwa anak didik baik yang langsung berperan dalam
sandiwara, maupun yang menyaksikan. Oleh karena itu, metode sosiodrama akan
lebih banyak berpengaruh terhadap perubahan sikap kepribadian anak didik.
2.
Metode
Drill (Latihan)
Penggunaan istilah “Latihan” sering disamakan artinya dengan
istilah “Ulangan”. Padahal maksudnya berbeda. Latihan bermaksud agar
pengetahuan dan kecakapan tertentu dapat menjadi milik anak didik dan dikuasai
sepenuhnya, sedangkan ulangan hanyalah untuk sekedar mengukur sejauh mana dia
telah menyerap pengajaran tersebut.
Pengajaran yang diberikan melalui metode drill dengan baik selalu
akan menghasilkan hal-hal sebagai berikut :
a.
Anak
didik itu akan dapat mempergunakan daya berpikirnya yang makin lama makin
bertambah baik, karena dengan pengajaran yang bak maka anak didik aka menjadi
lebih teratur dan lebih teliti dalam mendorong daya ingatnya. Ini berarti daya
berpikir bertambah.
b.
Pengetahuan
anak didik bertambah dari berbagai segi, dan anak didik tersebut akan
memperoleh paham yang lebih baik dan lebih mendalam. Guru berkewajiban
menyelidiki sejauh mana kemajuan yang telah dicapai oleh anak didik dalam
proses belajar-mengajar. Salah satu cara ialah mengukur kemajuan tersebut
malalui ulangan (tes) tertulis atau lisan.
Guru harus mempertimbagkan semua jawaban anak didik, tetapi setiap
jawaban tidak selalu harus dinyatakan dengan angka untuk mengisi rapor. Banyak
hal yang tidak dapat bahkan tidak perlu dinyatakan dengan agka, karena
masalahnya dikaitkan dengan tujuan bagaimana pengetahuan dan kecakapan itu
dapat dimiliki sepenuhnya oleh anak didik secara nyata. Hal inilah yang
menyebabkan perlunya penggunaan metode latihan. (Daradjat, 2004)
Pemeriksaan latihan/ulangan ini dapat dilakukan dengan cara:
a.
Secara
Klasikal, yaitu murid menukarkan pekerjaannya dengan pekerjaan temannya yang
lain.
b.
Secara
Individual, yaitu guru membuat jawaban yang benar, selanjutnya anak didik
mencocokannya dengan latihan mereka masing-masing.
c.
Anak
didik mencocokkan dengan kunci jawaban yang telah tersedia lebih dahulu.
Penilaian seperti dimaksud di atas mempunyai faedah/arti sebagai
berikut :
a.
Untuk
memberikan umpan balik (Feedback) kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki
proses belajar-mengajar.
b.
Untuk
menentukan angka kemajuan/hasil belajar masing-masing anak didik.
c.
Untuk
menempatkan anak didik dalam situasi belajar-mengajar yang tepat. Di mana
seharusnya anak didik ditempatkan (misal dalam penentuan jurusan) sesuai dengan
tingkat kemampuan dan kecerdasan yang dimiliki oleh anak didik.
d.
Untuk
mengenal latar belakang (psikologis, fisik dan lingkungan) anak didk yang
mengalami kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam
memecahkan kesulitan tersebut.
Fungsi guru
dalam menilai latihan dan ulangan terletak pada fungsi untuk memberikan
umpan balik dan untuk menentukan angka
kemajuan. Sedangkan untuk menentukan
anak didik dalam situasi belajar-mengajar yang tepat dan fungsi untuk
mengenal situasi latar belakang dari anak didik, adalah fungsi dari petugas
bimbingan dan penyuluhan.
Dalam menerapkan Metode Drill ini
harus perhatikan pula antara lain :
a.
Harus
diusahakan latihan tersebut jangan sampai membosankan anak didik, karena itu
waktu yang digunakan cukup singkat.
b.
Latihan
betul-betul diatur sedemikian rupa sehingga latihan itu menarik perhatian anak
didik, dalam hal itu guru harus berusaha menumbuhkan motif untuk berfikir.
c.
Agar
anak didik tidak ragu maka anak didik lebih dahulu diberikan pengertian dasar
tentang materi yang akan diberikan.
Melihat hal-hal yang tersebut diatas, maka guru pada saat
memberikan latihan haruslah siap lebih dahulu, tidak secara spontanitas saja
member latihan, sehingga waktu mengadakan evaluasi terhadap hasil latihan
segera guru dapat melihat segi-segi kemajuan anak didik: di antaranya daya
tanggap, keterampilan dan ketepatan berpikir dari tiap-tiap anak didik yang
diberi tugas latihan. (Daradjat, 2004) (Burton, 1952)
3.
Metode
Kerja Kelompok
Apabiala
guru dalam menghadapi anak didik di kelas merasa perlu membagi-bagi anak didik
dalam kelompok-kelompok untuk memecahkan sustu masalah atau untuk menyerahkan
sustu pekerjaan yang perlu dijadikan bersama-sama, maka cara mengejar tersebut
dapat di manakan metode kerja kelompok.
Penelompokan
dapat dilakukan oleh anak didik sendidri yamng biasanya dalam pemilihan
kelompok seperti ini dasarkan atas pemilihan teman yang menurutnya lebih dekat
atau lebih intim. Cara yang demikian ada keuntungannya dalam proses belajar,
memudahkan hubungan kepribadian dan dapat menimbulkan kegairahan baru.
Pengelompokan
dapat pula dilakukan oleh guru atas pertimbangan-pertimbangan pedagogis, di
antaranya untuk membedakan anak didik yang cerdas, normal, dan yang lemah.
Menurut teori, seperti pendapat Crow and Crow bahwa anak yang cerdas apabila
digabungkan dengan anak yang lemah akan mengalami kesulitan-kesulutan dalam
belajar terutama bagi yang lemah.
Untuk
kelompok yang dibagi berdasarkan kemampuan anak didik, tugas guru sebagai
pembimbing lebih berat, karna harus secara cermaat memperhatikan anak didik
yang lemah agar jangan selslu dirugikan Sedangkan bagi yang cerdas jangan
sampai ada anggapan bahwa dengan adanya kelompok tidak member tugaas kepada
yang lebih cerdas untuk membantu rekan-rekannya yang lemah.
Guru
dalam menempatkan kategori anak yang cerdas dan yang lemah tidak haya melihat
dari nilai yang ada dalam dalam rapor atau hasil ulangan sehari-hari, tetapi
harus dilihat juga dari kepribadian anak didik yang bersangkutan.
Menurut
Crow and Crow, Ciri-ciri anak yang superior ialah :
-
Observasinya tajam,
cepat dan jelas dalam mengatasi pelajaran.
-
Cepat memberikan
jawaban apabila menerima pernyataan.
-
Pemahaman nya baik dan
teratur.
-
Pemikiran nya terang
dan logis.
Ciri-ciri anak yang
lambat :
-
Perhatiannya kurang dan
jangkauan pikirannya pendek.
-
Interesnya sempit.
-
Mempunyai
kesukaran-kesukaran dalam memusatkan perhatian.
-
Sukar berpartisipasi
dalam kegiatan akademik dan social.
-
Mudah menjadi bingung
dalam menghadapi masalah.
Dilihat
dari segi waktu dan cara pembentukan kelompok maka metode ini ada beberapa
macam yaitu :
1. Kerja
kelompok jangka pendek
Kelompok
ini dapat dilaksanakan dalam kelas dalam waktu yang singkat lebih kurang 20
menit, dan kelompok ini berguna agar pada anak didik tertanam rasa saling
membantu dan kerja sama dalam meyelesaikan suatu tugas. Di samping itu juga di
maksud menanamkan kepada diri anak didik tentang pentingnya musyawarah dan
manfaatnya dalam kehidupanbermasyarakat.
2. Kerja
kelompok jangka menengah.
Kerja
kelompok jangka menengah ini diadakan karena kepentingan untuk penyelesaian
unut-unit pelajaran, yang akan lebih baik apabila dikerjakan dengan cara
bersama-sama dalam beberapa hari.
Tiap-tiap
kelompok kelompok mendapat tugas yang berbeda-beda, tetapi masing-masing
kelompok berhubungan dengan masalah yang yang akan di pecahkan bersama nanti
setelah masing-masing kelompok selesai tugasnya.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dengan kelompok jangka menengah ini, yaitu:
a. Masalah
yang dibahas adalah masalah yang penting bagi merid dan menarik perhatian
mereka.
b. Dalam
mengerjakan pekerjaan tersebut masing-masing anak didik menganggap dirinya
sebagai peserta yang penting serta sanggupmenyumbangkan pikirannya.Oleh sebab
itu sebaiknya dalam kelompok ini masing-masing pimpinan kelompok diberikan
pengarahan oleh guru sebagai pembimbing dalam membagi tugas pekerjaan secara
melaksanakan kerja.
c. Kerja
kelompokjangka panjang, kelomok ini biasanya dinamakan kelompok studi. Suatu
kelas di bagi kepada beberapa kelompok dan biasaanyaa, kelompok ini berakhir
kalau telah berlangsung kenaikan kelas atau selesai belajaar pada suatu
tingkat.
Manfaat
yang dapat diambil dari kelompok-kelompok jangka panjang ini antaara lain :
a.
Mendorong adanya
perlombaan meningkatkan mutu kelompok
b.
Mendorong untuk kerja
sama secar rutin dan menyelesaaikan pelajaran-pelajaran yang sulit
c.
Menanamkan soladoritas
antar teman dalam kelompok
d.
Dapat saling membantu
mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi
e.
Dapat memudahkan dalam
melaksanakan tugas guru dan pimpinan sekolah.
4.
Metode
Tanya Jawab
Metode
Tanya jawab adalah salah satu teknik mengajar yang dapat membantu
kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah. Ini disebabkan karna
guru dapat mengerti dan dapat mengungkapkaan apa yang telah dicermahkan.
Anak
didik yang biasanya yang kurang mencurahkan perhatiannya terhadap pelajaran
yang di anjurkan melalui metode tanya jawab. Sebab anak didik tersebut
sewaktu-waktu akan dapat giliran utuk menjawab suatu pertanyaan yang akan
diajukan kepadanya.
Demikianpun
guru jangan beranggapan bahwa dengan metode Tanya jawab telah cukup baik untuk
menilai apakah kelas pada umumnya telah belajar dengan baik atau tidak.
Hal
ini sering menimbulkan anggapan yang salah bahwa dengan seorang guru/pengawas
mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada beberapa murid, lalu dijawab oleh
murid, akhirnya menetapkan kelas yang bersangkutan telah belajar
baik/sebaliknya. Metode Tanya jawab ini dapat digunakan sebagaiukuran untuk
mendapatkan kadar pengetahuan setiap anak didik dalam mendapatkan giliran pertanyaan
sudah memahami pelajaran yang diberikan.
Beberapa
alternative dapat terjadi dalam metode tanya jawab, yaitu :
a.
Segi kesempatan
menuangkan bahan pembelajaran
Dalam hal ini menerangkan
bahan-bahan pembelajaran pada anak didik, penggunaan metode Tanya jawab lebiih
baik apabila dibandingkan dengan metode ceramah.
b.
Dapat terjadi
penyimpangan dari pokok persoalan
Guru dalam melaksanakan Tanya jawab
lebih besar kemungkinan menyimpang dari pokok-pokok persoalan. Hal ini dapat
terjadi bila anak didik memberikan jawaban, lalu berbalik mengajukan pertanyaan
yang menimbulkan masalah-masah baru diluar yang saling dibicarakan.
c.
Dapat terjadi perbedaan
pendapat antara murid dan guru
Untuk menghindari sesuatu yang
dapat terjadi dalam metode Tanya jawab terutama yang bersifat negative maka
perlu di perhatikan hal-hal berikut ini :
1) Pertanyaan harus singkat, jelas dan meransang
berpikir.
2) Sesuai
dengan kecerdasan dan kemampuan anak didik yang menerima pertanyaan.
3) Memerlukan
jawaban dalam bentuk kalimat atau uraian kecuali yang bersipat objektif tes
dapat menggunakan y atau tidak
4) Usahakan
pertanyaan yang punya jawaban pasti bukan pertanyaan yang mempunyai jawaban
beberapa alternative.
Teknik
mengajukan pertanyaan :
a.
Mula-mula diajukan
kepada semua anak didik baru ditanyakan kepada anak didik tertentu.
b.
beriak waktu untuk berpikir dan menyusun
jawaban.
c.
Pertanyaan diajukan
bergilir, jangan berdasarkan urutan bangku atauurutan daftar yang telah disusun (daftar hadir).
Sikap
guru dalam menerima jawaban dari anak didik berusaha jangan mematahkan
semangat, misalnya “Kamu goblok bener” akan tetapi hargailah jawaban mereka dan
tuntun kearah yang baik. Tidak perlu terlalu menonjolkan kesalahan murit yang
dapat mengurangi harga diri didepan teman-temannya yang lain.
5.
Metode
Proyek
Metode ini disebut juga dengan teknik pengajaran unit. Anak didik
disuguhi bermacam-macam masalah dan anak didik bersama-sama menghadapi masalah
tersebut dengan mengikuti langkah-langkah tertentu secara ilmiah, logis dan
sistematis. Cara demikiab adalah teknik yang modern, karena murid tidak begitu
saja menghadapi persoalan tanpa pemikiran-pemikiran ilmiah.
Tujuan metode ini adalah untuk melatih anak didik agar berpikir
secara ilmiah, logis dan sistematis.
Sekolah pada hakikatnya berkewajiban mempersiapkan anak didiknya
agar tidak canggung hidup di tengah-tengah masyarakat yang banyak sekali
masalah-masalah yang akan ditemuinya. Oleh karenanya guru berkewajiban melatih
anak didik untuk memberikan kemampuan teknik menghadapi masalah-masalah dalam
masyarakat.
Pusat kegiatan metode ini terletak pada anak didik, dan guru
berfungsi sebagai pembimbing mekanisme kerja anak didik dengan bekerja
bersama-sama. Namun demikian karena tiap-tiap anak didik mempunyai
minat/kesenangan masing-masing, maka dapat pula anak didik secara individual
dalam hal-hal tertentu menghadapi masalah itu sendiri sesuai dengan minat yang
dipilihnya.
Langkah-langkah umum yang harus dilaksanakan oleh anak didik dalam
kerja bersama menurut J. Dewey:
a.
Merealisasi
Adanya Masalah
Anak didik menyadari adanya sesuatu yang menjadi problem seperti
kesulitan, rasa kebimbangan, dengan dan lain-lain.
Masalah itu lalu dikaji sehingga akan ditemukan kesulitan-kesulitan
itu.
Setiap orang yang ingin mengetahui kesulitan atau ingin mengetahui hakikat
sesuatu, tentu akan mendorong pikirannya untuk berkerja secara aktif, yaitu
berfikir, menyelidiki menganalisis dan seterusnya. Ini yang dituju oleh metode
proyek yaitu oleh metode proyek yaitu menumbuhkan kesadaran.
b.
Menyusun
Hipotesis
Dukaaan atau terkaan terhadap jawaban dari sesuatu masalah adalah
langkah untuk menyelesaikan maslah, tidak perlu takut berbuat salah, mungkin
dugaan benar dan mungkin dugaan salah. Mungkin sebagian benar tapi
hipotesis/dugaan itu akan kita buktikan kebenaran /kesalahannya oleh
langkah-langkah selanjutnya.
c.
Mengumpulkan
Data dan Informasi
Untuk mengetahui benar tidaknya hipotesis diperlukan
keterangan-keterangan yang didukung oleh data-data.
Bahan-bahan berupa data tersebut didapatkan belum tentu benar, atau
sejauh mana data itu sesuai dengan kepentingan masalah yang sedang kita hadapi,
karena itu data itu perlu dianalisis/diteliti.
Namun apabila data yang kita dapat belum cukup mendukung hipotesis
kita, maka harus mencari data lain lagi dengan menambah berbagai manfaat.
d.
Menyimpulkan
Masalah yang diberikan guru, oleh anak didk harus juga
dipertnggungjawabkan, maka disusunlah suatu laporan. Isi laporan itu memuat
kesimpulan-kesimpulan dan semua proses pekerjaan dari awal sampai akhir.
Kesimpulan-kesimpulan yang kita tuangkan dalam laporan tersebut
juga harus dilengkapi dengan bukti-bukti kebenaran.
Pada tingkat ini pelapor masih punya kesempatan untuk
menguji/mengecek semua proses pemecahan masalah terutama yang sudah kita
simpulkan tersebut.
Contoh metode proyek ini ialah :
Di halaman sekolah kita ditanam berjenis-jenis tanaman di antaranya
pohon papaya, tampaknya daun pohon papaya ini pada musim hujan menjadi kuning.
Guru bertanya : apakah sebabnya? Tugas : selidikilah sebab-musabab
pohon papaya itu jadi mati dan cari jalan keluar untuk itu!
Tugas dikerjakan oleh anak didik bersama-sama dan hasilnya
dipertanggungjawbkan kepada guru yang menugaskan.
Masalah diatas adalah suatu perangkat masalah karena di dalam
masalah itu dapat dipecah-pecahkan lagi menjadi beberapa bagian yang
masing-masing perlu diselidiki. Dalam bagian masalah tersebut dimungkinkan
seorang murid seorang individu membahasnya karena dianggap dia berminat lalu
menjadi pilihannya. Mungkin pula pada kesempatan tertentu perlu dibahas
bersama. Semua kemungkinan tadi boleh dijalankan. Yang penting masalah itu
dibahas atas nama bersama, dan bekerja sama dalam menyelesaikan. (Daradjat, 2004)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Metode
sosiodrama adalah juga semacam drama atau sandiwara, akan tetapi tidak
disiapkan naskahnya lebih dahulu. Tidak pula diadakan pembagian tugas yang
harus mengalami latihan lebih dahulu, tapi dilaksanakan seperti sandiwara di
panggung dengan tujuan Agar anak didik mendapatkan keterampilan sosial sehingga
diharapkan nantinya tidak canggung menghadapi situasi sosial dalam kehidupan
sehari-hari, menghilangkan perasaan-perasaan malu dan rendah diri yang tidak
pada tempatnya.
Pengajaran yang
diberikan melalui metode drill dengan baik selalu akan menghasilkan hal-hal
seperti nak didik itu akan dapat mempergunakan daya berpikirnya yang makin lama
makin bertambah baik, karena dengan pengajaran yang bak maka anak didik aka
menjadi lebih teratur dan lebih teliti dalam mendorong daya ingatnya. Ini berarti
daya berpikir bertambah dan pengetahuan anak didik bertambah dari berbagai
segi, dan anak didik tersebut akan memperoleh paham yang lebih baik dan lebih
mendalam.
DAFTAR PUSTAKA
Burton,
W. H. (1952). The Guidance of Learning Activities. New York: Appleton Century
Crafts.
Daradjat, Z. (2004). Metodik Khusus
Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi
Aksara.