BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peradaban dunia
menjelang lahirnya islam telah menyimpang jauh dari ajaran Allah swt. Pada masa
pra –islam terdapat dua kekuatan besar dunia, yaitu peradaban Romawi Timur dan
peradaban Persia, dua kerajaan yang menjadi tetangga Arab, tempat lahirnya
islam. Dua kekuatan besar tersebut merupakan super power dunia pada masa
itusekaligus merupakan adikuasa dunia. Arab sebagai tempat munculnya agama
islam belum dikenal dalam percaturan sejarah dunia sebelumnya.
Peradaban Arab
ketika itu memiliki corak yang amat memprihatinkan. Mereka dalam keadaan
bobroknya moralisasi, bahkan sama sekali tidak mencerminkan budaya yang
positif, sehingga peradaban arab ketika itu disebut sebagai peradaban
jahiliyah.
Dalam situasi
dan kondisi seperti ini, Allah mengutus seorang nabi yang bernama Muhammad SAW.
Untuk membawa ajaran agama islam dengan menjunjung tinggi peradaban bermoral.
Keadaan bangsa arab yang sangat tidak menjunjung tinggi nilai-nilai moral,
bahkan hak-hak asasi manusia tidak ada lagi terkhusus bagi kaum wanita, yang
kuat memperdaya yang lemah, yang kaya memperdaya yang miskin, dan seterusnya.
Sedangkan dalam hal kemajuan kebudayaan kebendaan sebenarnya masyarakat arab
memiliki budaya yang sangat maju. Dengan demikian, jahiliyah khususnya
diperuntukkan dalam hal moralitas dan teologi.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
asal-usul arab pra islam ?
2. Bagaimana
kondisi bangsa arab pra islam dalam segi jenis agama, cara beribadah, sosial
dan budaya ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Asal Usul Bangsa Arab Pra Islam
Bangsa
arab adalah penduduk asli jazirah arab. Semenanjung yang terletak di bagian
barat daya Asia yang sebagian besar
permukaannya adalah hamparan padang pasir. Secara umum iklim di jazirah arab
sangat panas bahkan termasuk yang paling panas dan paling kering di muka bumi.
Jazirah arabia adalah tempat lahirnya agama islam dan kemudian menjadi pusat
peradaban islam.
a.
Keadaan
Negeri Arabia
Negeri
arabia terletak di sebelah barat daya
Asia, dan merupakan semenanjung yang di kelilingi laut dari 3 jurusan,
yaitu laut merah, laut hindia, teluk persia. Negeri-negeri arab pada umumnya
terdiri dari padang pasir (sahara), tetapi tidak semuanya tandus, ada pula yang
subur.
Para
ahli geografi purba membagi jazirah arabia sebagai berikut:
·
Arabia Petrix, yaitu daerah-daerah yang
terletak di sebelah barat daya Lembah Syiria.
· Arabia Deserta, yaitu daerah Syiria sendiri.
· Arabia Felix, yaitu negeri Yaman, yang
terkenal dengan nama “bumi hijau”.
Adapun
para ahli membagi penduduk jazirah arab sebagai berikut:
1) Arab
Baidah ( bangsa arab yang telah punah)
Kelompok mereka adalah
orang-orang arab yang telah lenyap jejaknya dan tidak diketahui lagi, kecuali
karena tersebut dalam kitab-kitab suci maupun syi’ir-syi’ir arab. Rata-rata
kehidupan mereka maju dalam bidang pertanian, peternakan, dan kerajinan. Hal
ini dikarenakan letak wilayah mereka sangat strategis diantara jalur perniagaan
internasional. Mereka ini seperti kaum Ad, Tsamud. Diantara kabilah-kabilah
termasyhur adalah Ad, Tsamud, Thasam, Jadis, dan Jurham.
2) Arab
Baqiyah (bangsa arab yang masih lestari)
Kelompok mereka adalah
orang-orang arab yang masih ada sampai sekarang. Mereka terbagi menjadi 2
kelompok, yaitu:
v Arab
Aribah, yaitu kelompok Qahthan, dan mereka menempati daerah Yaman. Diantara
kabilah-kabilah mereka yang terkenal adalah Jurham, Ya’rab, dan dari Ya’rab ini
lahir suku-suku Kahlan dan Himyar.
v Arab
Musta’rabah, mereka adalah sebagian besar penduduk arab, dari dusun sampai kota
yang menempati daerah bagian tengan Jazirah Arabia dan negeri Hijaz sampai ke
Lembah Syiria. Mereka dinamakan arab musta’rabah karena pada waktu Jurham dari
suku Qahthaniyah mendiami Makkah, mereka tinggal bersama Nabi Ibrahim as. Serta
ibunya dimana Ibrahim dan putra-putranya mempelajari bahasa arab .[1]
Dari merekalah
kemudian tumbuh bermacam-macam kaum dan suku arab, termasuk kaum Quraisy, yang
tumbuh dari induk suku Adnan.
b.
Letak
Wilayah Arab
Bangsa arab
menyebut tanah air mereka dengan sebutan Jazirah Arab, sedangkan batas-batas
semenanjung Arab adalah sebagai berikut:
Selatan: Laut Hindia
Timur : Teluk Arab (dahulu Teluk Persia)
Utara : Gurun Iraq dan gurun Syam (sekarang
Syiria)
Barat : Laut Merah
Panjangnya
1000 km dan lebarnya kurang lebih 1000 km. Jazirah Arab hampir 5/6 daerahnya
adalah padang pasir, maka sungai sangat jarang terdapat di wilayah tersebut.
Namun di daerah Jazirah Arab terdapat perigi atau oase di tegah-tengah padang
pasir. Peradaban islam dunia berkaca mata pada bangsa Arab, dilihat dari
wilayah yang geografisndimana Arab terbagi menjadi dua wilayah yang besar,
yaitu: bagian tengah dan bagian pesisir.[2]
Dimana sebagian besar daerah Jazirah adalah padang pasir sahara yang terletak
di tengah dan memiliki keadaan dan sifat yang berbeda-beda. Karena itu wilayah
ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a) Sahara
langit memanjang 140 mil dari utara ke selatan dan 180 mil dari timur ke barat
disebut shara nufud.
b) Sahara
selatan yang membentang menyambung sahara langit kearah timur sampai selatan
Persia.
c) Sahara
harrat, yaitu suatu daerah yang terdiri dari tanah liat yang berbatu hitam
bagaikan terbakar.
Peradaban islam
sangat berpengaruh dalam sejarah peradaban dunia karena peradaban-peradaban
yang ada dalam dunia islam berpusat pada bangsa Arab yang bertempat di Makkah. [3]
B.
Kondisi Agama Bangsa Arab
Mayoritas bangsa
Arab mengikuti ajaran yang di bawa oleh nabi Ismail as. yang bersumber dari
nabi Ibrahim as. yang intinya adalah menyembah kepada Allah SWT,
mengesakan-Nya, dan memeluk agama-Nya. Pada sutu ketika muncullah seorang tokoh
yang bernama Amr bin Luhay (pemimpin bani Khuza’ah). Dia adalah orang yang
dikenal suka berbuat bijak, mengeluarkan shadaqah, dan respek terhadap
urusan-urusan agama sehingga semua orang mencintainya dan menganggap bahwa dia
adalah salah satu ulama’ besar dan seorang wali. Kemudian dia melakukan
perjlanan ke negeri Syam. Disana dia melihat penduduk Syam yang menyembah
berhala dan menganggap hal itu adalah suatu perbuatan yang baik serta benr.
Sebab menurutnya, Syam adalah tempat para rasul dan tempat diturunkannya kitab.
Dengan alasan tersebut dia dia pulang dengan membawa berhala yang bernama Hubal
dan meletakkannya di Ka’bah.
Hubal merupakan patung yang paling besar di ka’bah yang diletakkan di
tengah-tengah ka’bah. Patung ini terbuat dari batu ‘aqiq merah dalam rupa
manusia. Setelah itu
dia mengajak penduduk Makkah untuk menyembah berhala. Orang-orang Hijaz pun
banyak yang mengikuti penduduk Makkah, karena mereka dianggap sebagai pengawas
Ka’bah dan penduduk tanah suci.[4]
Berhala mereka yang terdahulu adalah mannat yang di
tempatkan di Musyallal di tepi laut Merah di dekat Qudaid antara Makkah dan
Madinah. Patung ini sangat di agungkan oleh suku Aus dan suku Khazraj. Kemudian
mereka membuat Latta di Thaif dan Uzza di Wady Nakhlah di atas Dzatu ‘Irqin.
Berhala ini sangat diagungkan oleh suku Quraisy dan Madinah. Konon mereka
pernah mendengar suara yang keluar dari al Uzza. Inilah tiga berhala yang
sangat besar . Setelah itu kemusyrikan semakin merajalela dan berhala-berhala
kecil mulai dibuat terutama di wilayah sekitar Hijaz. Dikisahkan bahwa Amr bin
Luhay memiliki pembantu dari golongan jin.[5]
Jin ini memberitahukan bahwa berhala para kaum Nuh terpendam di Jiddah lalu
membawanya ke Tihamah. Setelah tiba musim haji dia menyerahkan berhala-berhala
itu ke berbagai kabilah. Diantara berhala-berhala itu adalah:
§ Wud, nama patung milik kaum
nabi Nuh yang berasal dari nama dari seorang salih mereka. Ditemukan kembali
oleh Amr bin Luhay di Jeddah dan diberikan pada Auf bin ‘Adzrah dan di
tempatkan di Wadi al-Quraa di Daumatul Jandal dan disembah oleh bani Kalb bin
Murrah.
§ Suwa’, patung ini juga di
temukan di Jeddah oleh Amr bin Luhay yang kemudian diberikan kepada Mudhor bin
Nizaar dan diserahkan pada bani Hudzail serta di tempatkan di Rohath sekitar 3
mil dari Makkah.
§ Yaghuts, patung ini
diberikan kepada Na’im bin Umar al-Muradi dari Majhaj dan ditempatkan di Akmah
atau Jarsy di Yaman. Berhala ini disembah oleh bani Majhaj dan bani An’am dari
Kabilah Thaiyi’.
§ Ya’uq, patung ini diberikan
kepada Hmadan dan ditempatkan di Khaiwaan yang kemudian disembah oleh
orang-orang Hamadan.
§ Nasr, patung ini diberikan
oleh kabilah Himyar dan di tempatkan di Saba’ yang kemudian di sembah oleh bani
Dzi al-Kilaa’ dari kabilah Himyar dan sekitarnya.
Selain itu mereka juga
memenuhi masjidil harm dengan berbagai macam berhala dan patung. Ketika
rasulullah SAW. menaklukkan kota Makkah disekitar ka’bah ada 360 berhala. Beliau memerintahkan agar berhala-berhala tersebut dikeluarkan dari masjid dan di bakar. Mereka
juga mimiliki tradisi tersendiri untuk menyembah berhala-barhala tersebutyang
mayoritas tradisi tersebut diciptakan oleh Amr bin Luhay. Sementara oarng-orang
mengira bahwa segala sesuatu yang diciptakan oleh Amr bin Luhay adalah baik dan
tidak melanggar syariat ajaran nabi Ibrahim as. Diantara upacara penyembahan
berhala adalah sebagai berikut:
1.
Mereka mendatangi berhala dan mengelilinginya serta
berkomat-kamit di hadapannya, meminta pertolongan katika sedang tertimpa
kesusahan, berdoa dengan penuh keyakinan bahwa berhala itu dapat memberikan
syafaat di sisi Allah dan mewujudkan apa yang mereka kehendaki.
2.
Mereka menunaikan haji dan thawaf di sekitar berhala
tersebut, bersujud dihadapannya.
3.
Mereka bertaqarrub dengan menyembelih berbagai macam
hewan piaraan, menyajikan hewan kurban demi berhala dan menyebut namanya.
4.
Orang arab juga percaya bahwa mengundi nasib dengan
anak panah dihadapan berhala Hubal, mereka juga percaya pada para ahli sihir
dan ahli nujum.
5.
Jenis taqarrub yang lain adalah mereka mengkhususkan
makanan, minuman, hasil panen, dan binatang ternak untuk disajikan kepada
berhala tersebut.
6.
Taqarrub yang lain adalah dengan bernadzar
menyajikan hasil dari tanaman dan ternak mereka untuk berhala tersebut.
7.
Ada pula
al-bahirah, as-sa’ibah, al-washilah, al-hami yang di perlakukan seperti
berhala. Ibnu Ishaq berkata “al-bahirah anak as-sa’ibah adalah unta betina yang
telah beranak sepuluh yang semuanya adalah betina. Unta ini tidak boleh di
tunggangi, tidak boleh diambil bulunya, susunya tidak boleh diminum kecuali
oleh tamu. Jika kemudian melahirkan kembali maka telinganya harus dibelah,
setelah itu harus dilepaskan bebas bersama induknyayang juga harus mendapat
perlakuan yang sama. Al-washilah adalah domba betina yang memiliki lima anak
kembar, yang semuanya adalah kembar. Al-hamy adalah unta jantan yang sudah
membuntingi sepuluh anak betina secara berturut-turut tanpa ada jantannya. Unta
ini tidak boleh disembelih, diambil bulunya, dan tidak boleh dimanfaatkan untuk
kepentingan apapun.”
Sa’id bin Al-Musayyab telah
menegaskan bahwa binatang-binatang ternak itu diperuntukkan pada taghut-taghut
mereka. Amr bi Luhay adalah orang pertama yang mempersembahkan onta untu
berhala.[6]
Selain percaya pada pengundian nasib
melalui anak panah orang Arab juga percaya kepada orang-orang ali nujum, orang
pintar, dan peramal. Diantara mereka ada yang mengaku bahwa bisa mengetahui
rahasia ghaib yang akan terjadi pada masa mendatang. Ada juga yang mengaku
memiliki pengikut dari golongan jin yang memberinya suatu pengabaran.
Orang-orang semacam ini disebut Arraf atau orang pintar.
Sedangkan ahli nujum adalah
orang yang memperhatikan keadaan bulan dan planet, lalu menghitung waktu
peredarannya agar dengan begitu mereka bisa mengetahui berbagai keadaan di
dunia dan peristiwa pada masa mendatang.
Sekalipun masyarakat
jahiliyah seperti itu,namun masih ada sisa-sisa ajaran nabi Ibrahim as. seperti
pengagungan terhadap ka’bah, thawaf disekelilingnya, haji, umrah, wuquf di
Arafah dan Mudzalifah. Memang ada hal baru dalam pelaksanaannya seperti,
menyuruh penduduk luar tanah suci untuk tetap mengenakan cirri pakaiannya
sebagai masyarakat luar tanah suci selagi baru dating untuk melaksanakan thawaf
awal. Jika tidak memiliki ciri pakaian
sebagai penduduk luar tanah suci maka mereka harus thawaf dalam keadaan
telanjang bagi kaum laki-laki. Sedangkan bagi kaum wanita harus melepaskan
semua pakaiannya, kecuali baju rumahnya yang longgar.
Semua gambaran agama ini
adalah agama syirik dan penyembahan terhadap berhala , keyakinan terhadap
hayalan dan khurafat. Begitulah agama
mayoritas bangsa arab. Sementara sebelum itu sudah ada agama yahudi, nasrani, majusi,
dan shabi’ah yang masuk ke dalam masyarakat arab. Itulah agama yang ada pada masa sebelum
kedatangan islam. Namun agama-agama itu sudah mengalami berbagai penyimpangan.
Mereka mengabaikan tuntunan-tuntunan akhlak yang mulia. Seiring dengan
perputaran waktu, mereka berubah menjadi para paganis (penyembah berhala),
dengan tradisi dan kebiasaan yang menggambarkan berbagai macam kurafat dalam
kehidupan beragama yang berimbas pada kehidupan
social, politik, dan agama.
Masyarakat yahudi berubah menjadi masyarakat yang
sombong dan angkuh. Ambisi mereka hanya tertuju pada kekayaan dan kedudukan,
sekalipun berakibat musnahnya agama dan menyebarnya kekufuran serta pengabaian
terhadap ajaran-ajaran yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Para pemimpin yang
mengambil alih atas semua hokum yang berlaku. Mereka mengadili terdakwa dengan
sewenang-wenang tanpa memperdulikan hak dan norma yang telah di tetapkan islam.
Masyarakat nasrani berubah
menjadi agama paganism yang sulit dipahami dan menimbulkan percampuradukan
antara Allah dan manusia. Sedangkan
semua agama bangsa Arab, keadaan para pemeluknya sama dengan orang-orang musyrik baik dari segi kepercayaan, tradisi, budaya
mereka hampir sama.[7] Walaupun
agama yahudi dan kristen sudah masuk ke jazirah Arab, bangsa arab kebanyakan
masih menganut agama asli mereka, yaitu percaya kepada banyak dewa yang mereka
wujudkan dalam bentuk berhala dan patung.
C.
Kondisi Sosial dan Budaya Masyarakat Arab
Adapun
keadaan sosial penduduk Arab tidak selamanya menyeleweng dari ajaran islam.
Namun didalik sisi negatif tersebut penduduk Arab masih memiliki akhlak dan
sikap sosial yang terpuji diantaranya yaitu:
1.
Kedermawanan
Mereka saling berlomba dalam hal kedermawanan dan bermurah hati.bahkan
separuh syair-syair mereka ini mengungkapkan bagaimana sikap kedermawanan
bangsa Arab. Adakalanya seseorang datang pada kaum arab ditengan dingin yang
menusuk tulang maka orang arab akan membantu dan menjamu tamunya tersebut
denagan sangat ramah dan sopan. Bahkan ada suatu riwayat yang mengatakan bahwa
orang-orang arab akan menyuapi tamunya ketika ada tamu yang berkunjung atau
menumpang di rumah mereka. Mereka biasa membuat pujian dan membanggakan diri
dihadapan para kaum bangsawan dan pemimpin.
Diantara pengaruh kedermawanan ini
mereka merasa bangga minum khamr. Bukan kebanggaan karena meminumnya, namun
karena hal itu dianggap salah satu cara paling mudah untuk menunjukkan
kedermawanannya dan cara paling mudah untuk menunjukkan pemborosannya.
2.
Memenuhi Janji
Di mata mereka janji adalah sebuah hutang yang harus di bayar. Bahkan
mereka lebih baik membakar rumah dan membunuh anaknya sendiri daripada
meremehkan janji.
3.
Kemuliaan Jiwa
dan Enggan Menerima Kelaliman
Mereka bersikap berlebihan dalam keberanian, sangat pencemburu, dan mudah
emosi. Mereka tidak mau mendengar kata-kata yang menggambarkan kemerosotan dan
kehinaan terhadap kaumnya dan mereka akan membunuh siapa saja yang menghina
kaumnya. Lalu pecahlah peperangan yang berkepanjangan. Mereka tidak
memperdulikan kematian bisa menimpa diri sendiri akibat hal itu.
4.
Pantang Mundur
Jika mereka sudah berkehendak maka tidak ada yang berhak untuk
menghalang-halanginya.
5.
Kelemah
Lembutan dan Suka Menolong Orang Lain
Mereka selalu menghormati dan menolong bagi siapa
saja yang meminta pertolongan terhadap mereka. Bahkan ada suatu riwayat yang
mengatakan bahwa mereka akan menyuapi para tamu yang datang ke rumah
orang-orang Arab.
6.
Kesederhanaan
dan Pola Hidup Badui
Mereka adalah kaum yang memiliki kejujuran, dapat di
percaya, meninggalkan dusta, dan pengkhianatan.
Namun dibalik semua itu ada sikap oarang-orang Arab yang sangat tidak
patut dicontoh, diantaranya yaitu mereka menggunakan sistem kasta. Ada kelompok
majikan, buruh, budak, dan sebagainya. Sistem sosial yang menampakkan perbedaan
garis keturunan, harta benda, jenis kelamin, tidak adil, dan saling merugikan.
Bahkan pada masa itu kaum wanita memiliki derajat yang sangat rendah. Apabila
sebuah keluarga melahirkan anak perempuan maka harus dikubur hidup-hidup.[8]
Sedangkan dalam bidang akhlak mereka suka berzina, berjudi,
mabuk-mabukan, merampok, membunuh, melakukan riba, dan lain sebagainya.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peradaban
Arab ketika itu memiliki corak yang amat memprihatinkan. Mereka dalam keadaan
bobroknya moralisasi, bahkan sama sekali tidak mencerminkan budaya yang
positif, sehingga peradaban arab ketika itu disebut sebagai peradaban
jahiliyah. Bangsa arab dibagi menjadi dua yaitu Arab Baidah ( bangsa arab yang
telah punah) dan Arab Baqiyah (bangsa arab yang masih lestari).
Pada
dasarnya mayoritas bangsa Arab mengikuti ajaran yang di bawa oleh nabi Ismail
as. yang bersumber dari nabi Ibrahim as. yang intinya adalah menyembah kepada Allah
SWT, mengesakan-Nya, dan memeluk agama-Nya. Namun setelah munculnya Amr bin
Luhay mereka berpindah menyembah kepda berhala. Semua gambaran agama ini
adalah agama syirik dan penyembahan terhadap berhala , keyakinan terhadap
hayalan dan khurafat. Begitulah agama
mayoritas bangsa arab. Sementara sebelum itu sudah ada agama yahudi, nasrani,
majusi, dan shabi’ah yang masuk ke dalam masyarakat arab.
Adapun keadaan sosial penduduk Arab tidak selamanya
menyeleweng dari ajaran islam. Namun didalik sisi negatif tersebut penduduk
Arab masih memiliki akhlak dan sikap sosial yang terpuji diantaranya yaitu:
1.
Kedermawanan
2.
Menepati janji
3.
Pantang mundur
4.
Kelemah
lembutan, dan
5.
Suka menolong.
Sedangkan dalam bidang akhlak mereka suka berzina,
berjudi, mabuk-mabukan, merampok, membunuh, melakukan riba, dan lain
sebagainya.
DAFTAR
PUSTAKA
Amin, Samsul Munir. 2014. Sejarah Peradaban Islam.
Edisi 1. Cetakan 4. Jakarta: Amzah.
Ibrahim. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Cetakan 3.
Bandar Lampung: Yhoghalya Press.
Bakri, Samsul. 2011. Peta Sejarah Peradaban Islam.
Cetakan 1. Yogyakarta: Fajar Media Press.
Al-Mubarakfury, Shafiyyur Rahman. 1997. Sirah
Nabawiyah. Jakarta: Pustaka al-Kautsar.
[1] A.
Hasjmy., Sejarah
Kebudayaan Islam, hlm. 18
[2] Ibrahim,
S.Ag. M.Ag., Sejarah Peradaban Islam,
Bandar Lampung: Yhoghalya Press, 2014, hlm.5
[3] Ibid., hlm. 6
[4] Syaikh
Muhammad Abdul Wahab., Mukhtashar
Siratir-Rasul Alaihi wa Sallam, hlm. 12
[5] Syaikh Al-Mubarakfury Shafiyyur
Rahman., Sirah Nabawiyah, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1997, hlm. 49
[7] Syaikh Al-Mubarakfury Shafiyyur
Rahman., Sirah Nabawiyah, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1997, hlm. 57-58
[8] Syaikh Al-Mubarakfury Shafiyyur
Rahman., Sirah Nabawiyah, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1997, hlm. 63-65
1xBet Korean Betting Sites & Bonus Codes, Free Bets & Reviews
BalasHapus1xBet is a licensed and 1xbet mongolia regulated international bookmaker offering online gaming products to a wide range of sports betting markets. With a wide range of games from