Kamis, 09 Juni 2016

kondisi bangsa arab pra islam

Edit Posted by with 1 comment

                                                             BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang Masalah
Peradaban dunia menjelang lahirnya islam telah menyimpang jauh dari ajaran Allah swt. Pada masa pra –islam terdapat dua kekuatan besar dunia, yaitu peradaban Romawi Timur dan peradaban Persia, dua kerajaan yang menjadi tetangga Arab, tempat lahirnya islam. Dua kekuatan besar tersebut merupakan super power dunia pada masa itusekaligus merupakan adikuasa dunia. Arab sebagai tempat munculnya agama islam belum dikenal dalam percaturan sejarah dunia sebelumnya.
Peradaban Arab ketika itu memiliki corak yang amat memprihatinkan. Mereka dalam keadaan bobroknya moralisasi, bahkan sama sekali tidak mencerminkan budaya yang positif, sehingga peradaban arab ketika itu disebut sebagai peradaban jahiliyah.
Dalam situasi dan kondisi seperti ini, Allah mengutus seorang nabi yang bernama Muhammad SAW. Untuk membawa ajaran agama islam dengan menjunjung tinggi peradaban bermoral. Keadaan bangsa arab yang sangat tidak menjunjung tinggi nilai-nilai moral, bahkan hak-hak asasi manusia tidak ada lagi terkhusus bagi kaum wanita, yang kuat memperdaya yang lemah, yang kaya memperdaya yang miskin, dan seterusnya. Sedangkan dalam hal kemajuan kebudayaan kebendaan sebenarnya masyarakat arab memiliki budaya yang sangat maju. Dengan demikian, jahiliyah khususnya diperuntukkan dalam hal moralitas dan teologi.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana asal-usul arab pra islam ?
2.      Bagaimana kondisi bangsa arab pra islam dalam segi jenis agama, cara beribadah, sosial dan budaya  ?
                                            

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Asal Usul Bangsa Arab Pra Islam
            Bangsa arab adalah penduduk asli jazirah arab. Semenanjung yang terletak di bagian barat daya  Asia yang sebagian besar permukaannya adalah hamparan padang pasir. Secara umum iklim di jazirah arab sangat panas bahkan termasuk yang paling panas dan paling kering di muka bumi. Jazirah arabia adalah tempat lahirnya agama islam dan kemudian menjadi pusat peradaban islam.
a.      Keadaan Negeri Arabia
            Negeri arabia terletak di sebelah barat daya  Asia, dan merupakan semenanjung yang di kelilingi laut dari 3 jurusan, yaitu laut merah, laut hindia, teluk persia. Negeri-negeri arab pada umumnya terdiri dari padang pasir (sahara), tetapi tidak semuanya tandus, ada pula yang subur.
            Para ahli geografi purba membagi jazirah arabia sebagai berikut:
·  Arabia Petrix, yaitu daerah-daerah yang terletak di sebelah barat daya Lembah Syiria.
·  Arabia Deserta, yaitu daerah Syiria sendiri.
·  Arabia Felix, yaitu negeri Yaman, yang terkenal dengan nama “bumi hijau”.
Adapun para ahli membagi penduduk jazirah arab sebagai berikut:
1)      Arab Baidah ( bangsa arab yang telah punah)
Kelompok mereka adalah orang-orang arab yang telah lenyap jejaknya dan tidak diketahui lagi, kecuali karena tersebut dalam kitab-kitab suci maupun syi’ir-syi’ir arab. Rata-rata kehidupan mereka maju dalam bidang pertanian, peternakan, dan kerajinan. Hal ini dikarenakan letak wilayah mereka sangat strategis diantara jalur perniagaan internasional. Mereka ini seperti kaum Ad, Tsamud. Diantara kabilah-kabilah termasyhur adalah Ad, Tsamud, Thasam, Jadis, dan Jurham.
2)   Arab Baqiyah (bangsa arab yang masih lestari)
Kelompok mereka adalah orang-orang arab yang masih ada sampai sekarang. Mereka terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
v  Arab Aribah, yaitu kelompok Qahthan, dan mereka menempati daerah Yaman. Diantara kabilah-kabilah mereka yang terkenal adalah Jurham, Ya’rab, dan dari Ya’rab ini lahir suku-suku Kahlan dan Himyar.
v  Arab Musta’rabah, mereka adalah sebagian besar penduduk arab, dari dusun sampai kota yang menempati daerah bagian tengan Jazirah Arabia dan negeri Hijaz sampai ke Lembah Syiria. Mereka dinamakan arab musta’rabah karena pada waktu Jurham dari suku Qahthaniyah mendiami Makkah, mereka tinggal bersama Nabi Ibrahim as. Serta ibunya dimana Ibrahim dan putra-putranya mempelajari bahasa arab .[1]
Dari merekalah kemudian tumbuh bermacam-macam kaum dan suku arab, termasuk kaum Quraisy, yang tumbuh dari induk suku Adnan.
b.      Letak Wilayah Arab
Bangsa arab menyebut tanah air mereka dengan sebutan Jazirah Arab, sedangkan batas-batas semenanjung Arab adalah sebagai berikut:
Selatan: Laut Hindia
Timur  : Teluk Arab (dahulu Teluk Persia)
Utara   : Gurun Iraq dan gurun Syam (sekarang Syiria)
Barat   : Laut Merah
            Panjangnya 1000 km dan lebarnya kurang lebih 1000 km. Jazirah Arab hampir 5/6 daerahnya adalah padang pasir, maka sungai sangat jarang terdapat di wilayah tersebut. Namun di daerah Jazirah Arab terdapat perigi atau oase di tegah-tengah padang pasir. Peradaban islam dunia berkaca mata pada bangsa Arab, dilihat dari wilayah yang geografisndimana Arab terbagi menjadi dua wilayah yang besar, yaitu: bagian tengah dan bagian pesisir.[2] Dimana sebagian besar daerah Jazirah adalah padang pasir sahara yang terletak di tengah dan memiliki keadaan dan sifat yang berbeda-beda. Karena itu wilayah ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a)    Sahara langit memanjang 140 mil dari utara ke selatan dan 180 mil dari timur ke barat disebut shara nufud.
b)   Sahara selatan yang membentang menyambung sahara langit kearah timur sampai selatan Persia.
c)     Sahara harrat, yaitu suatu daerah yang terdiri dari tanah liat yang berbatu hitam bagaikan terbakar.
Peradaban islam sangat berpengaruh dalam sejarah peradaban dunia karena peradaban-peradaban yang ada dalam dunia islam berpusat pada bangsa Arab yang bertempat di Makkah. [3]

B.    Kondisi Agama Bangsa Arab
            Mayoritas bangsa Arab mengikuti ajaran yang di bawa oleh nabi Ismail as. yang bersumber dari nabi Ibrahim as. yang intinya adalah menyembah kepada Allah SWT, mengesakan-Nya, dan memeluk agama-Nya. Pada sutu ketika muncullah seorang tokoh yang bernama Amr bin Luhay (pemimpin bani Khuza’ah). Dia adalah orang yang dikenal suka berbuat bijak, mengeluarkan shadaqah, dan respek terhadap urusan-urusan agama sehingga semua orang mencintainya dan menganggap bahwa dia adalah salah satu ulama’ besar dan seorang wali. Kemudian dia melakukan perjlanan ke negeri Syam. Disana dia melihat penduduk Syam yang menyembah berhala dan menganggap hal itu adalah suatu perbuatan yang baik serta benr. Sebab menurutnya, Syam adalah tempat para rasul dan tempat diturunkannya kitab. Dengan alasan tersebut dia dia pulang dengan membawa berhala yang bernama Hubal dan meletakkannya di Ka’bah. Hubal merupakan patung yang paling besar di ka’bah yang diletakkan di tengah-tengah ka’bah. Patung ini terbuat dari batu ‘aqiq merah dalam rupa manusia.  Setelah itu dia mengajak penduduk Makkah untuk menyembah berhala. Orang-orang Hijaz pun banyak yang mengikuti penduduk Makkah, karena mereka dianggap sebagai pengawas Ka’bah dan penduduk tanah suci.[4]  
Berhala mereka yang terdahulu adalah mannat yang di tempatkan di Musyallal di tepi laut Merah di dekat Qudaid antara Makkah dan Madinah. Patung ini sangat di agungkan oleh suku Aus dan suku Khazraj. Kemudian mereka membuat Latta di Thaif dan Uzza di Wady Nakhlah di atas Dzatu ‘Irqin. Berhala ini sangat diagungkan oleh suku Quraisy dan Madinah. Konon mereka pernah mendengar suara yang keluar dari al Uzza. Inilah tiga berhala yang sangat besar . Setelah itu kemusyrikan semakin merajalela dan berhala-berhala kecil mulai dibuat terutama di wilayah sekitar Hijaz. Dikisahkan bahwa Amr bin Luhay memiliki pembantu dari golongan jin.[5] Jin ini memberitahukan bahwa berhala para kaum Nuh terpendam di Jiddah lalu membawanya ke Tihamah. Setelah tiba musim haji dia menyerahkan berhala-berhala itu ke berbagai kabilah. Diantara berhala-berhala itu adalah:
§  Wud, nama patung milik kaum nabi Nuh yang berasal dari nama dari seorang salih mereka. Ditemukan kembali oleh Amr bin Luhay di Jeddah dan diberikan pada Auf bin ‘Adzrah dan di tempatkan di Wadi al-Quraa di Daumatul Jandal dan disembah oleh bani Kalb bin Murrah.
§  Suwa’, patung ini juga di temukan di Jeddah oleh Amr bin Luhay yang kemudian diberikan kepada Mudhor bin Nizaar dan diserahkan pada bani Hudzail serta di tempatkan di Rohath sekitar 3 mil dari Makkah.
§  Yaghuts, patung ini diberikan kepada Na’im bin Umar al-Muradi dari Majhaj dan ditempatkan di Akmah atau Jarsy di Yaman. Berhala ini disembah oleh bani Majhaj dan bani An’am dari Kabilah Thaiyi’.
§  Ya’uq, patung ini diberikan kepada Hmadan dan ditempatkan di Khaiwaan yang kemudian disembah oleh orang-orang Hamadan.
§  Nasr, patung ini diberikan oleh kabilah Himyar dan di tempatkan di Saba’ yang kemudian di sembah oleh bani Dzi al-Kilaa’ dari kabilah Himyar dan sekitarnya.
Selain itu mereka juga memenuhi masjidil harm dengan berbagai macam berhala dan patung. Ketika rasulullah SAW. menaklukkan kota Makkah disekitar ka’bah ada 360 berhala.  Beliau memerintahkan agar  berhala-berhala tersebut  dikeluarkan dari masjid dan di bakar. Mereka juga mimiliki tradisi tersendiri untuk menyembah berhala-barhala tersebutyang mayoritas tradisi tersebut diciptakan oleh Amr bin Luhay. Sementara oarng-orang mengira bahwa segala sesuatu yang diciptakan oleh Amr bin Luhay adalah baik dan tidak melanggar syariat ajaran nabi Ibrahim as. Diantara upacara penyembahan berhala adalah sebagai berikut:
1.      Mereka mendatangi berhala dan mengelilinginya serta berkomat-kamit di hadapannya, meminta pertolongan katika sedang tertimpa kesusahan, berdoa dengan penuh keyakinan bahwa berhala itu dapat memberikan syafaat di sisi Allah dan mewujudkan apa yang mereka kehendaki.
2.      Mereka menunaikan haji dan thawaf di sekitar berhala tersebut, bersujud dihadapannya.
3.      Mereka bertaqarrub dengan menyembelih berbagai macam hewan piaraan, menyajikan hewan kurban demi berhala dan menyebut namanya.
4.      Orang arab juga percaya bahwa mengundi nasib dengan anak panah dihadapan berhala Hubal, mereka juga percaya pada para ahli sihir dan ahli nujum.
5.      Jenis taqarrub yang lain adalah mereka mengkhususkan makanan, minuman, hasil panen, dan binatang ternak untuk disajikan kepada berhala tersebut.
6.      Taqarrub yang lain adalah dengan bernadzar menyajikan hasil dari tanaman dan ternak mereka untuk berhala tersebut.
7.      Ada pula  al-bahirah, as-sa’ibah, al-washilah, al-hami yang di perlakukan seperti berhala. Ibnu Ishaq berkata “al-bahirah anak as-sa’ibah adalah unta betina yang telah beranak sepuluh yang semuanya adalah betina. Unta ini tidak boleh di tunggangi, tidak boleh diambil bulunya, susunya tidak boleh diminum kecuali oleh tamu. Jika kemudian melahirkan kembali maka telinganya harus dibelah, setelah itu harus dilepaskan bebas bersama induknyayang juga harus mendapat perlakuan yang sama. Al-washilah adalah domba betina yang memiliki lima anak kembar, yang semuanya adalah kembar. Al-hamy adalah unta jantan yang sudah membuntingi sepuluh anak betina secara berturut-turut tanpa ada jantannya. Unta ini tidak boleh disembelih, diambil bulunya, dan tidak boleh dimanfaatkan untuk kepentingan apapun.”
Sa’id bin Al-Musayyab telah menegaskan bahwa binatang-binatang ternak itu diperuntukkan pada taghut-taghut mereka. Amr bi Luhay adalah orang pertama yang mempersembahkan onta untu berhala.[6]  Selain percaya pada pengundian nasib melalui anak panah orang Arab juga percaya kepada orang-orang ali nujum, orang pintar, dan peramal. Diantara mereka ada yang mengaku bahwa bisa mengetahui rahasia ghaib yang akan terjadi pada masa mendatang. Ada juga yang mengaku memiliki pengikut dari golongan jin yang memberinya suatu pengabaran. Orang-orang semacam ini disebut Arraf atau orang pintar.
Sedangkan ahli nujum adalah orang yang memperhatikan keadaan bulan dan planet, lalu menghitung waktu peredarannya agar dengan begitu mereka bisa mengetahui berbagai keadaan di dunia dan peristiwa pada masa mendatang.
Sekalipun masyarakat jahiliyah seperti itu,namun masih ada sisa-sisa ajaran nabi Ibrahim as. seperti pengagungan terhadap ka’bah, thawaf disekelilingnya, haji, umrah, wuquf di Arafah dan Mudzalifah. Memang ada hal baru dalam pelaksanaannya seperti, menyuruh penduduk luar tanah suci untuk tetap mengenakan cirri pakaiannya sebagai masyarakat luar tanah suci selagi baru dating untuk melaksanakan thawaf  awal. Jika tidak memiliki ciri pakaian sebagai penduduk luar tanah suci maka mereka harus thawaf dalam keadaan telanjang bagi kaum laki-laki. Sedangkan bagi kaum wanita harus melepaskan semua pakaiannya, kecuali baju rumahnya yang longgar.
Semua gambaran agama ini adalah agama syirik dan penyembahan terhadap berhala , keyakinan terhadap hayalan  dan khurafat. Begitulah agama mayoritas bangsa arab. Sementara sebelum itu sudah ada agama yahudi, nasrani, majusi, dan shabi’ah yang masuk ke dalam masyarakat arab.  Itulah agama yang ada pada masa sebelum kedatangan islam. Namun agama-agama itu sudah mengalami berbagai penyimpangan. Mereka mengabaikan tuntunan-tuntunan akhlak yang mulia. Seiring dengan perputaran waktu, mereka berubah menjadi para paganis (penyembah berhala), dengan tradisi dan kebiasaan yang menggambarkan berbagai macam kurafat dalam kehidupan beragama yang berimbas pada kehidupan  social, politik, dan agama.
Masyarakat  yahudi berubah menjadi masyarakat yang sombong dan angkuh. Ambisi mereka hanya tertuju pada kekayaan dan kedudukan, sekalipun berakibat musnahnya agama dan menyebarnya kekufuran serta pengabaian terhadap ajaran-ajaran yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Para pemimpin yang mengambil alih atas semua hokum yang berlaku. Mereka mengadili terdakwa dengan sewenang-wenang tanpa memperdulikan hak dan norma yang telah di tetapkan islam.
Masyarakat nasrani berubah menjadi agama paganism yang sulit dipahami dan menimbulkan percampuradukan antara Allah dan manusia.  Sedangkan semua agama bangsa Arab, keadaan para pemeluknya sama dengan orang-orang musyrik baik dari segi kepercayaan, tradisi, budaya mereka hampir sama.[7] Walaupun agama yahudi dan kristen sudah masuk ke jazirah Arab, bangsa arab kebanyakan masih menganut agama asli mereka, yaitu percaya kepada banyak dewa yang mereka wujudkan dalam bentuk berhala dan patung.

C.    Kondisi Sosial dan Budaya Masyarakat Arab
            Adapun keadaan sosial penduduk Arab tidak selamanya menyeleweng dari ajaran islam. Namun didalik sisi negatif tersebut penduduk Arab masih memiliki akhlak dan sikap sosial yang terpuji diantaranya yaitu:
1.      Kedermawanan
Mereka saling berlomba dalam hal kedermawanan dan bermurah hati.bahkan separuh syair-syair mereka ini mengungkapkan bagaimana sikap kedermawanan bangsa Arab. Adakalanya seseorang datang pada kaum arab ditengan dingin yang menusuk tulang maka orang arab akan membantu dan menjamu tamunya tersebut denagan sangat ramah dan sopan. Bahkan ada suatu riwayat yang mengatakan bahwa orang-orang arab akan menyuapi tamunya ketika ada tamu yang berkunjung atau menumpang di rumah mereka. Mereka biasa membuat pujian dan membanggakan diri dihadapan para kaum bangsawan dan pemimpin.
 Diantara pengaruh kedermawanan ini mereka merasa bangga minum khamr. Bukan kebanggaan karena meminumnya, namun karena hal itu dianggap salah satu cara paling mudah untuk menunjukkan kedermawanannya dan cara paling mudah untuk menunjukkan pemborosannya.
2.      Memenuhi Janji
Di mata mereka janji adalah sebuah hutang yang harus di bayar. Bahkan mereka lebih baik membakar rumah dan membunuh anaknya sendiri daripada meremehkan janji.
3.      Kemuliaan Jiwa dan Enggan Menerima Kelaliman
Mereka bersikap berlebihan dalam keberanian, sangat pencemburu, dan mudah emosi. Mereka tidak mau mendengar kata-kata yang menggambarkan kemerosotan dan kehinaan terhadap kaumnya dan mereka akan membunuh siapa saja yang menghina kaumnya. Lalu pecahlah peperangan yang berkepanjangan. Mereka tidak memperdulikan kematian bisa menimpa diri sendiri akibat hal itu.
4.      Pantang Mundur
Jika mereka sudah berkehendak maka tidak ada yang berhak untuk menghalang-halanginya.
5.      Kelemah Lembutan dan Suka Menolong Orang Lain
Mereka selalu menghormati dan menolong bagi siapa saja yang meminta pertolongan terhadap mereka. Bahkan ada suatu riwayat yang mengatakan bahwa mereka akan menyuapi para tamu yang datang ke rumah orang-orang Arab.
6.      Kesederhanaan dan Pola Hidup Badui
Mereka adalah kaum yang memiliki kejujuran, dapat di percaya, meninggalkan dusta, dan pengkhianatan.
Namun dibalik semua itu ada sikap oarang-orang Arab yang sangat tidak patut dicontoh, diantaranya yaitu mereka menggunakan sistem kasta. Ada kelompok majikan, buruh, budak, dan sebagainya. Sistem sosial yang menampakkan perbedaan garis keturunan, harta benda, jenis kelamin, tidak adil, dan saling merugikan. Bahkan pada masa itu kaum wanita memiliki derajat yang sangat rendah. Apabila sebuah keluarga melahirkan anak perempuan maka harus dikubur hidup-hidup.[8]
Sedangkan dalam bidang akhlak mereka suka berzina, berjudi, mabuk-mabukan, merampok, membunuh, melakukan riba, dan lain sebagainya.



















BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Peradaban Arab ketika itu memiliki corak yang amat memprihatinkan. Mereka dalam keadaan bobroknya moralisasi, bahkan sama sekali tidak mencerminkan budaya yang positif, sehingga peradaban arab ketika itu disebut sebagai peradaban jahiliyah. Bangsa arab dibagi menjadi dua yaitu Arab Baidah ( bangsa arab yang telah punah) dan Arab Baqiyah (bangsa arab yang masih lestari).
Pada dasarnya mayoritas bangsa Arab mengikuti ajaran yang di bawa oleh nabi Ismail as. yang bersumber dari nabi Ibrahim as. yang intinya adalah menyembah kepada Allah SWT, mengesakan-Nya, dan memeluk agama-Nya. Namun setelah munculnya Amr bin Luhay mereka berpindah menyembah kepda berhala. Semua gambaran agama ini adalah agama syirik dan penyembahan terhadap berhala , keyakinan terhadap hayalan  dan khurafat. Begitulah agama mayoritas bangsa arab. Sementara sebelum itu sudah ada agama yahudi, nasrani, majusi, dan shabi’ah yang masuk ke dalam masyarakat arab.
Adapun keadaan sosial penduduk Arab tidak selamanya menyeleweng dari ajaran islam. Namun didalik sisi negatif tersebut penduduk Arab masih memiliki akhlak dan sikap sosial yang terpuji diantaranya yaitu:
1.      Kedermawanan
2.      Menepati janji
3.      Pantang mundur
4.      Kelemah lembutan, dan
5.      Suka menolong.
Sedangkan dalam bidang akhlak mereka suka berzina, berjudi, mabuk-mabukan, merampok, membunuh, melakukan riba, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Edisi 1. Cetakan 4. Jakarta: Amzah.
Ibrahim. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Cetakan 3. Bandar Lampung: Yhoghalya Press.
Bakri, Samsul. 2011. Peta Sejarah Peradaban Islam. Cetakan 1. Yogyakarta: Fajar Media Press.
Al-Mubarakfury, Shafiyyur Rahman. 1997. Sirah Nabawiyah. Jakarta: Pustaka al-Kautsar.





[1] A. Hasjmy., Sejarah Kebudayaan Islam, hlm. 18
[2] Ibrahim, S.Ag. M.Ag., Sejarah Peradaban Islam, Bandar Lampung: Yhoghalya Press, 2014, hlm.5
[3] Ibid., hlm. 6
[4] Syaikh Muhammad Abdul Wahab., Mukhtashar Siratir-Rasul Alaihi wa Sallam, hlm. 12
[5] Syaikh Al-Mubarakfury Shafiyyur Rahman., Sirah Nabawiyah, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1997, hlm. 49
[6] Shahih Bukhari, 1/499
[7] Syaikh Al-Mubarakfury Shafiyyur Rahman., Sirah Nabawiyah, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1997, hlm. 57-58
[8] Syaikh Al-Mubarakfury Shafiyyur Rahman., Sirah Nabawiyah, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1997, hlm. 63-65

1 komentar:

  1. 1xBet Korean Betting Sites & Bonus Codes, Free Bets & Reviews
    1xBet is a licensed and 1xbet mongolia regulated international bookmaker offering online gaming products to a wide range of sports betting markets. With a wide range of games from

    BalasHapus